Kamis, 30 November 2017

ABAI Part 2

ABAI Part 2
Julia Rosmaya

"Sayang, ini ada sate kambing. Ayo makan dulu..."

Sering suami pulang membawa makanan enak dan mengajak saya makan. Saya sering mengabaikan fakta bahwa dia punya riwayat hipertensi dan keluarga besarnya banyak yang meninggal karena stroke, termasuk kedua mertua saya.

Makanan sehari-hari yang saya masak untuk bekal kedua anak dan suami juga jarang mengandung sayur. Saya sering gondok saat sore membuka tempat bekal mereka dan menemukan sayur masih utuh. Sia-sia rasanya memasak sayur. Akhirnya jarang saya membawakan menu sayur dalam bekal mereka. Belum lagi dengan alasan kepraktisan, segala rupa processed food sering saya hidangkan. Abai terhadap faktor kesehatan hanya kenyamanan lidah saja.

Sabtu Minggu pun jarang kami habiskan untuk olahraga ringan. Sebagian besar kami habiskan di kamar, main game atau nonton film bareng. Dengan cemilan tentu saja. Pop corn asin, aneka kripik, minuman kemasan dilahap begitu saja dan sekali lagi mengabaikan kesehatan, hanya kenikmatan.

Tetiba suami pulang dan mengeluh bahwa badan lemas dan kliyengan. Saya abai. Saya bilang, kecapekan itu gegara macet di jalan. Esok harinya saya masih tega melepas dia ke kantor walau agak curiga saat mendengar suaranya agak cadel saat bicara.

Siangnya mendapat kabar bahwa dia pulang cepat dan sudah di rumah. Membuat saya tak tenang. Urusan penelitian saya tangguhkan dan saya segera pulang.

Omongannya makin cadel dan tak jelas maksudnya. Saya semakin curiga. Segera saya bawa ke dokter dekat rumah. Dokter hanya memberi obat hipertensi walau tekanan darah tinggi 180/110 dan berbicara cadel. Hari itu hari Kamis.

Jumat dan Sabtu, suami mengeluh bahwa tangan kiri kesemutan dan baal. Saya semakin curiga dan sekali lagi membawa ke  dokter. Tekanan darah masih tinggi 180/110, dokter hanya mengganti obat. Dari Amlodipine menjadi Captopril.

Saya tidak tenang dan segera menghubungi teman yang dokter di hari Minggu. Dia kaget karena dokter saya hanya memberi obat tanpa tindakan lanjutan.

"Itu tanda stroke ringan! Langsung bawa RS. Biar segera ditangani. Cadel, kesemutan, baal, lemas mendadak, tekanan darah setinggi itu... Itu tanda stroke!"

Tanpa babibu dia menceramahi saya panjang lebar. Menyarankan saya langsung ke RS Pusat Otak Nasional (PON) di Cawang, bukannya RS dekat rumah..

Senin pagi saya ke RS PON dan iya... Suami terkena stroke dan harus dirawat. Karena masih dalam masa kritis.

Dokter di dekat rumah abai akan tanda-tanda stroke, saya abai karena tidak segera menghubungi teman saya itu.

Teman saya bercerita lagi. Saat ini dokter yang update bila menemukan tanda seperti yang dialami suami harus langsung merujuk ke RS. Tidak menunggu tanda lanjutan... Menunggu serangan stroke berikutnya yang lebih parah. Stroke ringan wajib ditangani karena tingkat kesembuhan yang lebih tinggi.

Apa tanda stroke? Seperti yang saya baca di sebuah brosur RS PON.

FAST
Face... Bila ada perubahan di raut wajah. Saat tersenyum raut muka tidak simetris.
Arms... Tangan mendadak lemas, kesemutan dan baal di jari tangan
Speech... Perubahan nada bicara, cadel atau bicara tidak jelas.
Time... Segera bawa ke RS terdekat bila menemukan tanda di atas.

Stroke suami akibat hipertensi yang diabaikan serta menyebabkan sumbatan di batang otak kanan. Sehingga yang terkena dampak adalah bagian tubuh sebelah kiri.

Panik? Pasti... Tapi juga lega karena RS PON melakukan penanganan dengan baik. Suami langsung di CT Scan dan X Ray serta diambil darahnya untuk mengerti sebab strokenya. Semua itu dilakukan saat saya belum bisa menunjukkan kartu BPJS suami (baca ABAI PART 1). Petugas RS begitu percaya bahwa saya PNS golongan IV dan membantu mencarikan nomor BPJS suami hanya berdasarkan NIK dan KK. KK pun hanya berupa scan di email. Kebetulan saya pernah mengirim scan KK via email.

Terima kasih RS PON untuk pelayanannya. Terutama petugas pendaftaran IGD yang menerapkan 3S... Senyum Sapa Salam... Beribu kebaikan semoga selalu dilimpahkan untuk kalian.

BERSAMBUNG...

Terima kasih untuk dr. Toni Hermawan yang sungguh membantu dan memberi pencerahan dan sedikit memaksa saya untuk langsung ke RS PON. You're a truly friend...

ABAI Part 1

ABAI... Part 1
Julia Rosmaya

Beberapa hari ini mendapat pelajaran tentang pengabaian terhadap sesuatu.

Selasa pagi duduk manis menikmati lontong sayur dekat kantor BPJS Rawamangun. Tetiba melihat seorang Bapak berlari ke arah mobilnya yang sedang diderek petugas. Mobil diderek saat dia parkir sejenak menikmati lontong sayur di pinggir jalan.

Ada tukang parkir yang cuek saja menikmati lontong sayur yang sama disitu. Si ibu penjual lontong menegur si tukang parkir, kenapa tidak memberi tahu si Bapak soal larangan parkir.

Dengan cuek dia bilang, "Gue kan tukang parkir motor, bukan urusan gue mobil mau parkir disitu. Lagipula ada larangan parkir di sono noh...!" ujarnya abai.

Si Bapak mengabaikan tanda larangan parkir, si tukang parkir mengabaikan mobil Bapak yang di parkir. Akibatnya, mobil diderek.

Hmmm kenapa saya ke BPJS? Saya juga melakukan pengabaian.

Kartu Askes saya dan suami belum diganti dengan kartu BPJS yang baru. Bahkan kartu askes suami masih yang lama, yang panjang, bukan kartu kuning. Selama ini merasa tidak membutuhkan Askes, merasa sehat saja. Makanya abai dengan kartu Askes yang wajib diganti dengan kartu BPJS.

Saat suami harus masuk RS dan membutuhkan kartu BPJS barulah sadar pentingnya kartu ini. Untunglah pihak RS sangat kooperatif, mereka sangat membantu proses pendaftaran, bahkan mencarikan nomor BPJS suami. Menunggu dengan sabar saya yang panik membongkar tas mencari kartu Askes. Hingga 3 kali bongkar, kartu tidak ketemu. Untunglah ada seorang Bapak yang menunjukkan kartu askes saya yang tergeletak di lantai. Di dekat tas!

Rumah sakit tidak abai, si Bapak yang menunjukkan kartu itu tidak abai. Mereka paham kepanikan saya.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Cawang sangatlah kooperatif. Tidak ada cerita pengabaian pasien BPJS disini. Suami langsung ditangani dengan baik, bahkan saat saya belum bisa menunjukkan kartu Askes.

Mereka memberi waktu 3x24 jam sejak suami dirawat untuk mengganti kartu Askes menjadi karyu BPJS.

Saat saya bercerita ke adik-adik soal kartu ini, semua kompak menyarankan untuk mencari calo agar saya punya banyak waktu mengurus suami dan bukannya menghabiskan waktu di kantor BPJS. Tapi saran itu saya abaikan. Saya yakin kantor BPJS tidak serumit itu.

Ternyata benar, petugas BPJS tidak mengabaikan saya. Bahkan saat saya tidak membawa SK terakhir untuk membuktikan bahwa saya sudah golongan 4. Dalam waktu kurang dari 10 menit, kartu BPJS baru sudah di tangan dan saya bisa lega menghabiskan lontong sayur di dekat kantor BPJS itu.

Bersambung....

Terima kasih untuk Indri Kusuma yang menerangkan soal penggantian kartu Askes, saat saya panik.

Serta para sahabat baik...

Senin, 16 Oktober 2017

NAIK COMMUTER LINE KE CIKARANG YUUUK

Commuter Line saat ini membuka jalur baru ke Cikarang dari Stasiun Kota. Hal ini berita yang sangat menggembirakan untuk saya yang bertempat tinggal di Jakarta dan berkantor di daerah Cibitung yang masuk wilayah Kecamatan Cikarang Barat. 

Angkutan umum menuju kantor lumayan ribet. Harus naik turun angkot berkali-kali dengan biaya yang cukup lumayan dan kemacetan dimana-mana. Dari rumah menuju Stasiun Klender Baru naik angkot 2 kali dengan ongkos masing-masing 3000 ribu Rupiah. Kemudian naik Commuter Line tujuan Stasiun Bekasi dengan biaya 3000 Rupiah. Lanjut naik Elf tujuan Cikarang dengan ongkos 6000 Rupiah dan terakhir angkot ke kantor sebesar 5000 Rupiah. Total biaya yang dibutuhkan adalah 20 ribu Rupiah. Waktu tempuh antara 2-3 jam tergantung kemacetan. 

Adanya commuter line ke Cikarang memangkas biaya dan waktu secara signifikan. Hari ini saya mencoba jalur baru tersebut. Naik dari Stasiun Klender Baru dan turun di Stasiun Cibitung. Ongkos keretanya hanya 3000 Rupiah dan waktu tempuh hanya 20 menit saja. 

Sayangnya Stasiun Cibitung belum menerima pembayaran menggunakan uang elektronik TapCash BNI dan Brizzi BRI. Stasiun ini hanya menerima E-Money Mandiri dan Flazz BCA. Akibatnya saya tertahan beberapa menit di pintu keluar karena TapCash saya tak bisa digunakan.  Untunglah petugas menolong dengan memberi solusi pembayaran tunai ke loket. Mungkin pemberitahuan mengenai kartu elektronik apa saja yang bisa digunakan harus lebih disosialisasikan di pintu masuk Stasiun Keberangkatan, sehingga calon penumpang dapat mempersiapkan kartu yang sesuai. 

Begitu keluar Stasiun Cibitung ada angkot langsung ke Kampung Utan, ongkosnya 3000 Rupiah, lalu lanjut angkot lagi ke kantor. Total ongkos menjadi 17 ribu Rupiah dan waktu tempuh cukup 1 jam saja. 

Ringkas, hemat waktu dan uang! 

Stasiun Cibitung cukup representatif. Bersih dan teratur. Mungkin karena masih baru. Tersedia lift bagi pengunjung yang memerlukan. Angkutan umum langsung tersedia di pintu keluar Stasiun. Hal yang harus diperhatikan saat jam sibuk, angkot ini akan terjebak kemacetan yang lumayan saat melewati Pasar Induk Cibitung. Selain itu bau sampah yang menyengat dari pasar cukup mengganggu. Kekurangan lain dari Stasiun Cibitung adalah tempat parkir yang terbatas. 

Penumpang lumayan banyak di setiap gerbong. Hadirnya kereta ini ternyata cukup menolong banyak pekerja.

Saat pulang, saya kembali menggunakan kereta dari Stasiun Cibitung. Sayangnya saya harus menunggu kereta lumayan lama, dikarenakan sesuatu hal kereta tidak datang sesuai jadwal. Saya pun iseng ikut kereta ke arah Cikarang. Kereta yang terlambat membuat penumpang lumayan padat. Untunglah saya masih mendapat tempat duduk. Semoga di hari mendatang, keterlambatan kereta seperti ini tidak terjadi lagi. Serta jadwal dapat ditambah dengan jarak antar kereta yang lebih pendek. 

Masih ingin naik kereta ke Cibitung? Ya masihlah.... Yuuuk naik Commuter Line... 

Berikut jadwal Commuter Line Relasi Jakarta - Cikarang berlaku mulai Tgl 8 Oktober 2017 - 31 Oktober 2017 sbb :

Keberangkatan dari Cikarang Menuju Jakarta Kota

1. 04:40 WIB

2. 05:05 WIB

3. 05:42 WIB

4. 06:45 WIB

5. 07:50 WIB

6. 08:44 WIB

7. 09:43 WIB

8. 11:05 WIB

9. 12:30 WIB

10. 13:53 WIB

11. 15:10 WIB

12. 16:25 WIB (Hanya sampai Manggarai)

13. 17:40 WIB

14. 18:38 WIB

15. 19:32 WIB

Keberangkatan dari Jakarta Kota menuju Cikarang

1. 04:25 WIB (dari Bekasi)

2. 05:20 WIB (dari Manggarai)

3. 05:41 WIB

4. 07:05 WIB

5. 07:54 WIB

6. 08:54 WIB

7. 10:29 WIB

8. 11:44 WIB

9. 13:28 WIB

10. 14:31 WIB

11. 16:08 WIB (dari Manggarai)

12. 16:46 WIB

13. 17:46 WIB

14. 18:43 WIB

15. 23:47 WIB (dari Bekasi)

Estimasi waktu lama perjalanan Cikarang - Jakarta Kota adalah 1 jam 35 menit

Minggu, 01 Oktober 2017

Batik

Saya adalah salah seorang penggemar batik. Sayangnya sebagai penggemar, saya belum sampai pada level hard core, yang paham makna dari setiap helaian batik yang dikenakan. Level saya masih level very very easy. Melihat selembar kain, suka dan pakai.

Jaman dulu yang mengenakan batik memang orang-orang tua saja dengan motif dan warna yang menunjukkan level kesenioran. Tapi semakin kesini, warna dan model makin bervariasi. Batik pun bisa berkesan santai saat dibuat model kekinian, tidak lagi terasa resmi bagai kondangan. Bahkan batik yang sama bisa digunakan untuk acara resmi dan santai tergantung pada asesori yang dipakai. Menggunakan batik dan celana jeans sudah tidak lagi dipandang aneh oleh sekitar.

Daster batik tentu saja saya punya. Hmmm siapa sih emak-emak di Indonesia yang tidak punya daster batik? Pasti adalah walau selembar. Konon kabarnya, semakin lama daster batik digunakan semakin nyaman di badan. Bahkan sampai robek-robek pun dijahit dan terus digunakan hingga akhirnya alih fungsi menjadi lap di dapur. Model daster yang standar ada, yang sekseh menggoda pun terselip di tumpukan. Dipakai? Oh tentu saja.

Baju batik saya pun lumayan banyak. Walau hanya satu dua yang batik semi tulis. Batik tulis belum punya hingga sekarang. Batik printing dan cap banyak. Warna merah dan ungu sebagai warna favorite tentu saja ada. Terus terang warna khas batik yang sogan kecoklatan itu saya kurang suka. Batik sogan ada, tapi jarang digunakan. Saya lebih suka batik pesisir seperti batik Pekalongan daripada batik Yogya/Solo. Warnanya yang meriah menarik hati saya.

Suatu hari dulu kala, saat hari Batik pertama digaungkan. Patuhlah kami menggunakan batik ke kantor. Sedikit lega terbebas dari keseharian menggunakan seragam Karantina. Seorang teman muncul, kami pun terpana. Batik yang digunakan sangat khas dan semua orang pasti langsung tahu itu batik apa.

"Loh pak, kok pakai batik yang itu?" tanya saya padanya.

"Batik ini kan jarang digunakan. Paling hanya untuk upacara. Itu juga belum tentu sebulan sekali. Jadi lebih baik digunakan hari ini. Untuk memperingati hari Batik. Gak ada ketentuan kan harus pakai batik apa? Memangnya saya salah ya pakai batik KORPRI?" jawabnya santai.

Dan.... Kami pun tertawa. Cerita batik Korpri ini akhirnya menjadi salah satu cerita legenda di kantor.

Selamat Hari Batik Nasional

#BanggaPakaiBatik

Jumat, 30 Juni 2017

MANIS

MANIS
Julia Rosmaya

Anak-anak saya tidak terlalu suka gula. Mungkin karena pembiasaan dari kecil. Minum teh yang terlalu manis mereka tidak suka. Makan coklat yang manis tidak suka juga. Mereka pilih dark coklat yang kadarnya lebih dari 60% kalau ada.

Entah mengapa di lidah saya dan mereka, coklat dari luar negeri itu rerata manis sekali.  Bila ada yang memberi akhirnya teronggok di sudut kulkas atau diberikan lagi ke orang lain. Beda bila dark coklat... Langsung habis dalam sekejab.

Karena mereka tidak terlalu suka makanan manis, maka banyak kue lebaran yang berbasis gula tidak disukai juga oleh mereka. Kue yang umum ditemui di meja saat hari raya hanya dilirik sekilas.

Beda bila mereka menemukan kacang, keripik atau kerupuk yang berasa asin dan gurih. Dalam sekejab satu toples langsung lenyap di tangan mereka berdua.

Karenanya 2 tahun terakhir ini, saya tidak lagi membeli kue lebaran secara khusus. Nastar, putri salju, kastengel, dan sebangsanya tidak ada lagi di meja tamu. Toh tamu yang datang juga hanya basa-basi mencicip.

Sebagai gantinya meja lebaran kali ini dipenuhi oleh berbagai macam keripik aneka rasa. Juga kacang dan kerupuk hehehe... Sebelum lebaran saya sempatkan membeli kerupuk Palembang dalam jumlah banyak untuk mereka cemil.

Kalau cake atau puding, mereka masih mau. Dengan syarat tidak terlalu manis. Bila kadar manis berlebihan menurut lidah mereka maka cake dan puding itu hanya menjadi hiasan meja saja.

Kastengel yang menurut saya tidak manis tetap saja tidak disukai... Alasannya... Asin! Hehehe... 

Akhirnya kembali pilihan hanya ada di keripik dan kerupuk saja...

Sebenarnya saya curiga, jangan-jangan mereka tidak suka manis karena sadar diri seperti saya.

Saya kan sudah manis...
Tidak butuh lagi makanan manis!
Huahaha... #ups...

Selamat lebaran hari keenam

Kamis, 29 Juni 2017

PULSA

PULSA
Julia Rosmaya

Sekarang perlu menyiapkan pulsa Internet yang banyak sebelum lebaran tiba. Ucapan selamat lebaran saat ini bukan hanya berupa kalimat berpanjang-panjang tapi sudah berupa gambar dan video.

Demikian kata-kata seorang teman di pertengahan puasa lalu.

Dan... Itu terbukti... :)

Bila tahun lalu saya masih menerima dan mengirim ucapan via sms. Maka tahun ini hanya 1 sms yang saya terima dan kirim. Lainnya?  Via aplikasi WhatsApp  atau Messenger FB. Semua orang punya WA! 

Group-group WA pun ramai dengan ucapan selamat lebaran beberapa hari sebelum Idul Fitri tiba. Sebagian besar menggunakan gambar !  Kemudahan membuat gambar ucapan dengan foto diri dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh semua kalangan.

Tidak ingin mendownload tapi rasa penasaran ada, maka penuhlah album foto di hp dengan berbagai macam ucapan lebaran berupa gambar dan video.

Saya suka... Saya suka melihat senyum manis di ucapan lebaran itu. Rerata bersama pasangan dan keluarga kecilnya. Melihat kemiripan sang anak dan ayah ibunya, Maha Besar Allah dan keajaiban genetika!

Saya pribadi hanya men-share gambar ucapan di group. Untuk ucapan secara personal saya menggunakan kalimat singkat dan padat.  Tidak ingin berpanjang-panjang penuh bunga.

Dengan banyaknya ucapan selamat yang diterima, rerata orang tidak detil lagi membaca. Hanya melihat nama pengirim dan membalas. Terkadang bila itu teman baik, saya hanya balas dengan kalimat "Sama-sama"...  Plus emotikon senyum tentu saja.

Satu hal lagi yang saya suka... Mengamati foto-foto teman fb saat merayakan lebaran bersama keluarga. Ah....menyenangkan....

Dan tanpa disadari pulsa Internet pun terkuras. Sepertinya harus beli paket lagi hahahaha....

Ada yang mau mengirim pulsa?  Dinanti dengan penuh cinta.

Selamat lebaran hari kelima

Rabu, 28 Juni 2017

UANG LEBARAN

UANG LEBARAN
Julia Rosmaya

Sewaktu kecil, kami 4 bersaudara jarang sekali menerima uang lebaran dari kerabat atau tetangga.

Orang tua kami termasuk berada dibandingkan kerabat yang lain, sehingga merekalah yang memberi ke para sepupu. Kami? Hanya melihat saja qiqiqi... 

Adik no 3 dan 4 biasanya berkeliling ke rumah para tetangga dan mereka mendapatkan uang lebaran. Sedang saya dan si no 2 biasanya di rumah saja, jarang ikut keliling.

Bila teman lain pasca lebaran menunjukkan dompetnya yang tebal atau barang-barang yang dibeli dengan uang lebarannya... Saya? Hanya tersenyum...

Entah mengapa saat itu kami merasa biasa saja tidak mendapat uang lebaran sebanyak teman lain. Tidak ada rasa iri berlebihan. Mungkin juga karena biasanya sehabis lebaran, orang tua membawa kami ke toko buku dan membiarkan kami membeli buku sebanyak yang dimau. Saat itu buku adalah barang yang selalu diinginkan, sehingga kebebasan membeli buku tanpa batas adalah kegembiraan kami.

Lalu bagaimana dengan anak-anak saya? Mereka mendapat uang lebaran dari om dan tantenya tentu saja. Keliling ke tetangga?  Kadang-kadang... :)

Si sulung sudah sadar diri bahwa dia sudah besar, sudah SMA sehingga tidak terlalu bersemangat ikut keliling. Si bungsu bersemangat dengan alasan menemani sepupunya yang balita. Modus tentu saja :)

Membeli buku setelah lebaran?  Pasti... 

Yuk kita ketemuan di G**m***a... 

Selamat lebaran hari keempat

Selasa, 27 Juni 2017

LAOS

LAOS

Hati-hati dengan laos yang menyaru sebagai rendang! Juga opor dan sayur labu siam yang mulai berubah rasa karena lupa dipanaskan.

Kadang, memasak dalam jumlah besar dan tidak segera habis mengundang kerugian. Baiknya selesai memasak, segera pindahkan ke beberapa wadah dan bekukan. Saat diperlukan tinggal dipanaskan dan hidang.

Rendang yg diklaim sebagai makanan awet pun tidak luput dari proses kerusakan. Bagusnya yang ditaruh di meja dan diuwek-uwek hanya sebagian kecil saja, cukup untuk sekali saji. Sisanya amankan di belakang.

Jangan lupa saat menghidang, laos, lengkuas dan jahe disingkirkan. Kasihan tamu yang menyangka laos sebagai daging rendang...

Mari kita lakukan gerakan penyingkiran bumbu yang menyaru hehehe..

Anda pernah menggigit laos atau berbagai bumbu yang menyaru itu?  Saya pernah :)...

Selamat lebaran hari kedua

PUTIH

PUTIH
Julia Rosmaya

Adik no 3 sebelum lebaran berkata, "Gue nemu baju gamis putih cakep banget diskon pula di M**ah**i. dari harga 800 jadi 300an. Beli yuk buat lebaran. Biar samaan!"

Baju putih?  Waduh....

Saya tidak suka baju putih, bahkan saat ini di lemari tidak ada satu lembar pun baju putih. Kaus putih ada tapi tidak polos. Cenderung banyak ornamen corak. Terakhir punya baju putih saat diklatpim 8 tahun lalu.

Bila ada teman yang menyarankan, "...dress code-nya atasan putih dan bawahan jeans biru ya...!"

Maka saya muncul dengan atasan warna krem.

Alasan utama tidak suka pakai baju putih karena saya kemproh serta tidak telaten mencuci baju putih yang terkena noda. Hehehe...

Alasan lain karena baju putih identik dengan penataran, pelatihan, anak magang, seragaman hehehe... Alasan yang gak banget yah...

Baju putih seragam sekolah anak-anak membuat saya terengah-engah saat mencucinya. Untunglah seragam karantina berwarna coklat, kalau putih...  Saya menyerah kalah!

Seorang teman berkata, "Gue suka baju putih masalahnya pembantu Gue bersih banget kalau nyuci baju putih!"

Ya iyalah...  Lah saya kan udah lama gak punya pembantu...  Semua dikerjakan sendiri termasuk mencuci manual dengan tangan. Mesin cuci?  Sudah lama rusak dan teronggok di pojokan.

Jadi kalau Suami menginginkan baju putih, maka saya langsung cemberut dan berkata, "Cuci sendiri ya baju putihnya...!" 

Kembali pada keinginan adik untuk kembaran memakai gamis putih.

"Kita beneran mau pakai gamis putih? Terus nanti yang cuci piring, beberes dapur dan menyiapkan makan buat tetamu siapa? Si kepo (kucing)?"

Huahaha dan gagallah rencana dia memutihkan kami...

Biarlah gamisnya berwarna... Yang penting hati kami seputih salju... Tsahh...

Selamat lebaran hari ketiga

Selasa, 13 Juni 2017

TIPS PEPES ALA CL

Pernah naik Commuter Line (CL) saat jam sibuk? 
Yang jawab pernah ayo ngacung... ! 

Seru ya.. 
Berusaha masuk ke kereta yang penuh sesak... Semakin terjepit di tengah-tengah penumpang bagaikan ikan pepes di dandang! 

Menjadi pepes adalah pilihan yang harus diambil penumpang CL... mau tidak mau. Demi ketepatan waktu sampai di tujuan.

Terus apa dong yang harus dilakukan buat para calon pepes yang akan naik CL saat jam sibuk? 

Pertama, gunakan alas kaki yang nyaman dan tertutup.
The big no no adalah high heel stiletto dan sandal yang terlalu banyak memperlihatkan jari kaki. High heel stiletto yang digunakan saat jadi pepes membuat kita kesusahan sendiri. Susah jaga keseimbangan,  juga susah menjaga untuk tidak menginjak kaki orang. Diinjak stiletto aduh Mak... Sakit... 

Sandal sebaiknya jangan model sandal jepit. Kemungkinan kaki kita terinjak kaki orang lain sangat besar. Jari kaki yang tak terlindung sangat riskan. Kasihanilah jari kakimu.. Mereka masih punya hak untuk diajak ngabuburit... :)

Kedua, jangan kebanyakan aksesori.
Misalnya kalung besar, bros atau hiasan jilbab yang rumit dan terlalu menonjol, peniti-peniti di banyak tempat, gelang gemerincing.

Saat jadi pepes, kemungkinan aksesori kita nyangkut di baju orang ada lho. Ingat jarak antar pepes kadang hanya sepersekian sentimeter. Bros merah cantik hilang dan pindah tempat di baju cowok ganteng...  Sering terjadi.

Ketiga, jangan gunakan parfum yang menyengat.
Berbau wangi itu perlu tapi kalau harus menghirup bau wangi yang menyengat lebih dari 30 menit saat jadi pepes... Duh..  Tulung....

Gunakan wangi seperlunya, tidak perlu parfum sebotol disemprot ke seluruh bagian tubuh. Kasihanilah rongga hidung pepes di sebelah, bisa-bisa bulu-bulu hidung protes dan menutup diri hehehe.

Usahakan pula untuk mandi dulu sebelum berangkat dan menggunakan baju yang bersih. Juga dalaman hijab yang baru. Terkadang yang berhijab lupa mengganti dalaman hijab, hanya mengganti hijab luar saja. Bau dalaman hijab berusia 2 hari lumayan lho dalam jarak dekat... cukup membuat orang menghindar.

Lalu kalau jadi pepes sore hari gimana dong? Kan pasti bau sabun sudah berganti bau keringat dan baju juga tidak wangi Molto lagi ... ya sudahlah pasrah hehehe. Apa mau dikata pepes sore hari pasti lebih menyiksa dibandingkan pagi.

Keempat, belajar melenturkan tubuh
Masuk ke CL di saat jam sibuk perlu seni. Tarik badan, posisikan kaki, menyelip dan berusaha berdiri tegak tanpa berpegang butuh keterampilan tersendiri. Kadang bingung juga kok ya bisa, pepes manusia sekian banyak mengatur diri di tempat sedemikian sempit. Di setiap stasiun tambahan pepes baru tetap bisa masuk ke CL yang sudah padat dari stasiun awal. Amazing ...

Kelima, toleransi
Ini nih yang sering terlupa. Semua orang naik CL ingin segera sampai tujuan. Kalau ditanya, pasti tidak ada yang ingin jadi pepes di CL. Tapi menunggu kereta sepi waduh bakal telat sampai tujuan.

Jadi, jangan marah kalau badan terjepit, kaki terinjak, baju lecek. Jangan ribut kalau masih saja ada orang yang memaksa masuk padahal kereta sudah penuh sesak. Usahakan masuk lebih ke dalam, bantu orang lain untuk masuk. Posisikan tas sedemikian rupa untuk melindungi diri dan tidak mengganggu orang lain.

Jangan lupa tebar senyum ... apalagi bila terjepit diantara 2 cowok tinggi ... Bayanganmu untuk dipeluk bintang Korea bertubuh tinggi bisa diwujudkan selama jadi pepes di CL ... hahaha ...

Minggu, 21 Mei 2017

MITOS DI BAHAN ASAL HEWAN... BENAR GAK SIH?

MITOS DI BAHAN PANGAN ASAL HEWAN ... BENAR GAK SIH?

Sebagai Emak-emak, baik yang mengaku Mahmud atau mahtu pasti pernah belanja ayam, daging, telur dan produk hewannya di pasar.

Cara pemilihan telur, Daging atau ayam yang baik sudah banyak diuraikan. Emak-emak pasti sudah tahulah.

Saya ingin bercerita mengenai beberapa hal yg perlu diluruskan mengenai mitos di produk asal hewan. 

1. Ayam diberi hormone... Bahaya untuk dimakan

Pernah kan dengar bahwa ayam broiler itu bahaya, bisa menyebabkan kanker. Apalagi bagian sayap atau bagian brutu, karena disitulah lokasi penyuntikan hormone.

Tahukah anda bahwa ayam broiler saat ini telah mengalami proses panjang pemuliaan genetika. Sehingga saat ini dalam waktu singkat, kurang dari 3 bulan ayam sudah dapat dipanen. Proses pembesaran ayam tidak menggunakan  hormon sama sekali.

Harga hormon lumayan mahal sehingga bila peternak menggunakan hormon untuk membesarkan ayamnya dalam waktu singkat, harga penjualan tidak bisa menutup biaya produksi.

Jadi, jangan khawatir makan ayam broiler. Aman! Yang Tidak aman adalah kantong.. Apalagi harga ayam naik menjelang Ramadhan 😁

2. Telur yang berbercak coklat jangan dimakan! Ada bakterinya!

Pernah kan dapat BC gambar telur berbercak dengan "peringatan awas jangan dimakan.. Bahaya..!  Ada Bakterinya!" ...?

Itu hoax
Telur yang berbercak aman kok dimakan. Cukup cuci telur sebelum dikonsumsi. Bila ingin menyimpan dalam waktu lama, disarankan telur jangan dicuci karena tindakan pencucian membuka pori-pori telur dan membuat telur cepat membusuk.

Bila ingin disimpan lama, cukup lap telur dengan lap basah saja.

3. Daging Celeng mudah kok dibedakan dengan daging sapi. Lihat saja warnanya!

Daging Celeng alias babi hutan sangat berbeda warnanya dengan daging babi ternak.

Babi ternak tahu kan? Itu loh yg warnanya pink, badannya besar... Ingat saja Miss Piggy..  pink bulat besar.. 

Nah kalau babi hutan, warnanya hitam, ukuran badan kecil dan makanannya daun-daunan di hutan.

Kabarnya rasa daging babi dan daging celeng berbeda. Seperti perbedaan rasa antara daging ayam kampung dan broiler.

Daging babi warnanya pucat cenderung putih dengan bau yg khas.

Daging Celeng warnanya merah menyerupai daging sapi. Bila daging sapi dan daging celeng disandingkan sangat susah untuk membedakan. Hanya bau saja yg dapat dijadikan identifikasi pembeda.

Untuk itu, waspada bila mendapati harga daging sapi  yang terlalu murah. Pedagang biasa mengoplos daging celeng dengan daging sapi. Bila jumlah daging sapi lebih banyak.. Misalnya 60:40 maka daging oplosan tersebut susah dibedakan.

Hanya satu cara yang dapat dilakukan yaitu uji laboratorium.

Demikian 3 mitos yg perlu diketahui Emak-emak...

Mari kita diskusi.

Julia Rosmaya
Dokter Hewan Karantina
julia.rosmaya@gmail.com
Juliarosmaya.blogspot.co.id

Tanya jawab di WAG KULWAP KELUARGA SEHATI

Tanya 1:
Mau tanya soal daging ayam broiler, adakah batasan per minggunya berapa banyak mengonsumsi daging tersebut?

Daging ayam adalah daging yang relative lebih aman dikomsumsi daripada daging merah (daging sapi, kambing, babi).

Daging unggas memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah dibanding daging merah. Batasan komsumsi daging merah  yang aman untuk mencegah kanker terutama kanker pencernaan adalah 500 gr daging merah masak atau 750 gr daging merah mentah dalam seminggu. Untuk ayam tidak ada batasan komsumsi.

Komsumsi daging unggas sebaiknya jangan terlalu sering bila  cara pengolahannya dengan digoreng. Usahakan juga untuk tidak mengkomsumsi bagian kulitnya, karena bagian inilah yang memiliki konsentrasi kolesterol paling tinggi.

Padahal kulit ayam goreng tepung yang crispy itu hmmmmm … nyami banget ya hehehe … Kalau ke gerai waralaba ayam goreng, bagian kulit bertepung itu selalu saya nikmati paling akhir 😊. Tetapi akhir-akhir ini, bagian kulit selalu saya berikan ke anak-anak, saya cukup dagingnya saja hiks … demi hidup sehat #terpaksa.

Disarankan pula untuk mengkomsumsi bagian dada ayam saja, tanpa kulit tentu saja. Seratus gram dada ayam mengandung protein sebanyak 20-30 gram. Di bagian dada, proteinnya paling tinggi dan lemaknya paling sedikit. Lemak tertinggi pada ayam terdapat pada bagian paha dan sayap.

Tanya 2:
Mau tanya juga, berapa lama batas penyimpanan aman untuk di konsumsi di freezer untuk daging ayam/sapi/ikan dlm keadaan utuh maupun minced?

Bila ingin menyimpan daging apa pun sebaiknya bagi dalam porsi sekali makan. Misalnya beli daging sekaligus 2 kg karena sedang ada promo, tetapi kita biasa masak untuk sehari hanya 0,5 kg. Maka bagi daging menjadi 4 bagian dan kemas tersendiri. Daging beku yang sudah dikeluarkan dari freezer sebaiknya segera dikomsumsi dan tidak dimasukkan ke freezer lagi. 

Daging beku yang akan dikomsumsi dipindahkan dulu ke bagian kulkas 3-4 jam sebelumnya, kemudian baru dipindahkan ke suhu ruang dan siap diolah. Cara lain adalah dengan merendam daging beku yang masih dalam kemasan di dalam air biasa (jangan keluarkan daging dari kemasan sebelum daging mencair). Bisa juga dengan mengalirkan air pancuran yang mengalir ke kemasan daging beku tersebut.

Batasan waktu menyimpang di freezer adalah : daging giling mentah (3-4 bulan), daging sapi mentah (4-6 bulan), daging unggas mentah (9-12 bulan), daging kambing mentah (6-9 bulan), daging unggas masak (4 bulan), sup daging (2 bulan), daging sapi masak (2-3 bulan).

Batasan waktu menyimpan di kulkas adalah : daging unggas  masak (3-4 hari), daging merah masak (3-5 hari). Semua harus tersimpan dalam wadah yang tertutup.

Pastikan suhu freezer berada di titik minus 18oC dan suhu kulkas di bawah 4oC. Bila komsumsi listrik tidak stabil maka batas simpan daging masak ataupun mentah berkurang dari yang telah disebutkan di atas.

Gunakan juga indra penciuman, penglihatan dan perasa untuk memastikan daging yang disimpan masih layak komsumsi.

Tanya 3:
Tanya juga: saya biasa menyimpan semua jenis frozen food dari es krim sampai ikan di freezer yg sama. Bolehkah?

Pisahkan lokasi untuk bahan pangan mentah dan matang. Atau bila tidak memungkinkan pastikan kemasan makanan terutama makanan mentah dalam kondisi baik dan tertutup sempurna

Tanya 4:
saya sedang terapi akupreseur/pijit.. pak Terapis cerita ada pasiennya yang tumbuh daging kayak bisul dipunggung, bukan 1 atau 2 tapi penuh, setelah diselidiki ternyata hobinya adalah makan ayam, tiap hari makan ayam. darisana pak terapis mengambil kesimpulan.. saya yg sedang terapi kehamilan dilarang makan ceker ayam, kulit dan sayap.

Seperti yang telah diterangkan di atas, bagian kulit adalah bagian yang paling tinggi kolesterolnya. Bagian ceker mungkin Karena ada lapisan kulit disitu juga kemungkinan mengandung kolesterol walau relative lebih rendah daripada bagian kulit langsung. Bagian sayap dan paha adalah bagian yang mengandung lemak tertinggi. Disarankan untuk mengkomsumsi bagian dada tanpa kulit dan diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipepes, jangan dibakar dan digoreng.

Tanya 5:
Ibu dokter julia sy mau tanya ttng poin no satu , bu dktr bilang pemuliaan genetik , sy prnh dpt bc bahwa proses genetika jg tdk bagus , sprt kedelai impor krn lbh kuat krn sdh proses genetika , apakah itu bener bu dktr ?

Tanya 6:
Ibu dokter Julia...apakah ayam2 boiler ini ada hubungannya dg proses rekayasa genetika?
Sebenernya definisi rekayasa genetika dlm bahasa yg lbh mdh dimengerti spt apa ya.
Soalnya,slma ini saya sdh bener2 "termakan " sm isu yg beredar bahwa makan daging ayam boiler itu ga baik😔
Trm ksh Bu dokter Julia informasinya.

Bedakan antara pemuliaan genetic dengan rekayasa genetic.

Berikut saya kutip tulisan Prof. Dr. drh. I Wayan Teguh Wibawan, M.Si (FKH IPB). Pemuliaan genetic pada ayam dilakukan mulai dari tingkat galur murni (Grand Parent Stock, Parent Stock dan Final Stock). Hasil akhirnya terbagi dua yaitu atam broler dan ayam layer (petelur).

DOC (Day Old Chick atau anak ayam umur sehari) memiliki berat awal 40-an gram. Di umur seminggu BB mencapai 200-an gr; 2 minggu 600-an gr; dan 5 minggu mencapai 2000an gram (2 kg)

Pertumbuhan yang demikian disebabkan Karena ayam tersebut memiliki “potensi genetic” unggul dan tercapai jika diberi pakan dengan kualitas dan spesifikasi yang tepat. BUKAN KARENA DISUNTIK HORMON.

Demikian juga untuk ayam layer memiliki kemampuan bertelur di atas 90 % selama 26-28 minggu. Ini juga BUKAN KARENA DISUNTIK HORMON. Jadi jika ada informasi bahwa peternak ayam menggunakan hormone untuk produksi ayamnya, hal itu TIDAK BENAR.

Pemuliaan genetic secara simple seperti ini, dua hewan yang sama-sama berparas bagus dan fisik sehat dikawinkan. Anaknya yang memiliki paras bagus, tinggi dan sehat dikawinkankan pula dengan hewan lain dengan kondisi sama atau lebih baik. Pada akhirnya akan didapatkan hewan dengan kondisi yang lebih bagus, lebih tinggi dan lebih sehat daripada induk awalnya. Proses pemuliaan ayam sudah dimulai dari tahun 40an. Sehingga sudah melalui proses yang cukup lama.

Rekayasa genetika secara simple adalah rekayasa salah satu gen untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Terkadang yang digunakan adalah gen dari spesies yang berbeda. Rekayasa genetika tidak pernah digunakan di unggas , yang dilakukan selama ini adalah pemuliaan genetika.

Jumat, 28 April 2017

THE BEST THERAPIST HAS FUR AND LEGS

"The best therapist has fur and legs"

Pernah baca quote di atas? 
Cerita berikut hanya dipahami oleh orang yang memiliki hewan peliharaan.

Tina stress, semua terasa salah di kantor hari ini. Beberapa pekerjaan yang dilakoni dengan sepenuh jiwa dianggap tidak layak oleh atasannya.

Saat pulang, dia terjebak macet parah. Hujan pula.
Dengan tubuh basah, Tina membuka pintu rumahnya. Rumah gelap, tidak ada orang di rumah. Kedatangannya hanya disambut 2 ekor kucing... yang berusaha mencari perhatian dengan berlari mengikuti di sekitar kakinya

Dengan tenaga yang tersisa, disiapkan makan malam untuk para kucing itu. Setelah mandi, Tina langsung ambruk di kasur.

Beberapa saat kemudian dia mendengar dengkur halus dan rasa hangat di dadanya. Kedua ekor kucingnya berebut duduk di dada dan leher. Secara reflex, Tina mengulurkan tangan untuk mengelus bulu lembut dan halus peliharaannya itu.

Dan... Secara perlahan perasaan relax menjalar ke sekujur tubuh. Pikirannya menjadi terang untuk menganalis masalah.

Dipandangnya kedua kucing yang masih mendengkur manja di dadanya. Mereka balas memandang.. "Terima kasih Momo, Bubu.. Kalian memang paling tahu kalau aku stress!"

Hehehe..  Cermini dikit ya..
Memelihara kucing atau anjing memang telah terbukti mampu meredakan stress. Bahkan di beberapa RS di negara Barat, hewan peliharaan telah menjadi bagian dari proses terapi penyembuhan.

Eh tapi..  Kucing kan bisa menyebabkan penyakit.. Katanya Toxoplasma, yang menyebabkan Ibu hamil keguguran atau janin cacat. Malaslah pelihara kucing. Belum pup-nya, makannya.. Riweh...

Tahukah anda, bahwa memakan daging kambing setengah matang juga  dapat menyebabkanToxoplasma? Jadi kucing tidak bisa dituduh 100% sebagai penyebab Toxoplasma, banyak lagi penyebab lainnya.

Lalu bagaimana mencegah penyakit dari kucing atau hewan lain yang kita pelihara? 

Pertama, jaga kebersihan. Sediakan tempat untuk pup dan bersihkan fesesnya secara teratur. Tidak hanya kucing, hewan pelihara lain seperti anjing, burung, kelinci, ayam semua diperlakukan sama. Kebersihan harus utama.

Bila memelihara unggas seperti ayam dan burung. Harus lebih ekstra hati-hati menangani feses-nya. Virus flu burung dapat ditemukan di feses. Gunakan sarung tangan atau pelindung lainnya saat membersihkan kandang. Seminggu sekali, semprot kandang dengan cairan bayclin untuk mematikan virus penyakit yang mungkin ada. Kandang juga harus terkena sinar matahari dan dalam keadaan kering.

Bagaimana dengan anjing? Biasanya anjing sering kutuan. Mandikan anjing secara teratur dengan shampoo khusus anjing. Bersihkan kandang dengan cairan pembersih lantai seperti karbol. Jangan lupakan bagian dinding dan atap. Bila perlu, bawa anjing ke dokter hewan untuk mendapatkan obat anti kutu.

Kedua, vaksinasi anjing dan kucing anda. Vaksin utama adalah Rabies. Rabies menyerang manusia melalui gigitan hewan tertular. Bila manusia terkena Rabies, maka tingkat kematiannya hampir 100%.

Cara penanganan luka gigitan, segera bersihkan dengan air mengalir, lalu beri betadine dan sejenisnya lalu segera ke dokter manusia 😁! Bukan ke dokter hewan ya.  Anjing/kucing/kera yang menggigit bila memungkinkan ditangkap dan diserahkan ke Dinas Peternakan atau dokter hewan. Hewan terduga Rabies akan dikarantina minimal 14 hari untuk mengetahui apakah hewan tersebut positif atau tidak terhadap Rabies. Hewan Rabies biasanya akan mati selama waktu tersebut.

Hati-hati bila berada di daerah Rabies seperti Bali, Sumatra Barat dan beberapa wilayah Sumatra lainnya. Hindari kontak dengan anjing/kucing/kera liar.

Tahukah anda bahwa kasus kematian manusia di Indonesia akibat Rabies lebih banyak daripada karena flu burung? 

Ketiga, beri makan minum yang cukup dan kasih sayang. Hewan jangan hanya dipelihara, tapi wajib disentuh, dielus dan disayang. Terutama anjing dan kucing.

Oh iya. Lupa memperkenalkan diri. Saya Drh. Julia Rosmaya. Saat ini bekerja sebagai dokter hewan karantina, tetapi tidak membuka praktek. Saya memiliki 7 ekor kucing dan 1 anjing di rumah.Semoga penjelasan singkat saya cukup. Mari kita berdiskusi.

Btw.. Jangan lupa #LaporKarantina 🐮 🌿 bila membawa hewan dan tumbuhan ke atau masuk antar pulau atau antar negara ya

Drh. Julia Rosmaya R, M.Si
Dokter Hewan Karantina
WA: 08161121134
Blog: juliarosmaya.blogspot.co.id
Email: julia.rosmaya@gmail.com
FB: Julia Rosmaya Riasari
Twitter :@MAYA_JR2

Rabu, 08 Maret 2017

THROW KINDNESS AROUND LIKE CONFETTI

Weekend ini baru saja menamatkan untuk kedua kalinya, drama Korea yang berjudul Cheese In The Trap. Drama yang tayang 2016 lalu dan cukup menjadi hits di sana. Pameran utamanya Park Hae Jin dan Kim Go Eun dengan cerita yang cukup membuat baper dan bernostalgia ke masa-masa kuliah S1 dulu.

Tidak, saya tidak akan membahas Park Hae Jin yang ganteng dengan tinggi badan 186 cm itu. Walau saya sampai melihat meteran tinggi badan di dinding untuk mengetahui seberapa tinggi 186 cm dibandingkan dengan tinggi saya. Sepertinya terjerembab ke pelukan mas Hae Jin dipastikan membuat tambah baper hahaha...

Pelajaran yang saya dapat dari drama 16 episode itu adalah ... You better throw kindness around, event though you're hurting by someone.

Sang tokoh utama, Yoo Jung (Park Hae Jin) memiliki sisi gelap di balik senyumnya. Dia selalu punya cara membalas dendam yang cukup keji pada setiap orang yang bersikap jahat atau merugikan dia. Dengan lihai dia menaruh keju pada perangkap dan membuat sang tikus dengan kemauan sendiri, tanpa sadar terjebak. Kadang dia menggunakan tangan lain untuk menaruh keju pada perangkap yang tidak terduga oleh sang tikus.

Tetapi pada akhirnya tikus-tikus jahat yang terjebak dalam perangkat tidak berdiam diri begitu saja. Sang tikus balas menjebak Yoo Jung. Akibatnya tidak hanya Yoo Jung yang menderita tetapi juga sang kekasih Hong Seoul (Kim Go Eun). Balas dendam terus menerus berlangsung dan akhirnya lebih banyak pihak menderita.

Membalas kejahatan dengan kejahatan tanpa sadar sering kita lakukan. Ada teman yang berbicara hal buruk tentang kita, maka kita balas dengan membicarakan kesalahan fatalnya ke teman lain. Ada teman yang menjegal maka kita balas dengan memblokir. Banyak lagi.

Seberapa banyak dari kita yang membalas kejahatan dengan kebaikan? Tidak banyak saya rasa.

Tapi membalas kejahatan dengan kebaikan? Duh susahnya ...

Saat tahu kalau si A menjegal dan menjelekkan nama kita ke bos, bibir langsung melekuk ke bawah bila melihat A melintas. Memberi senyum manis saja rasanya berat. Lalu harus bagaimana dong?

Usaha... Usahakan tersenyum. Walau itu hanya di bibir, bukan senyum dari hati yang terdalam. Yah minimal si A tahu bahwa kita baik-baik saja, tidak terjatuh seperti harapannya.

Tapi... Kan pengen balas dendam sama si A...

Balas dendam hanya memberi kepuasan sesaat. Setelahnya apa kita masih bisa puas hati? Belum tentu. Percayalah bahwa alam punya mekanisme sendiri. Kebaikan walau sebesar kerikil akan tetap bernilai sebesar batu raksasa  gunung bila saatnya tiba. Berbuat baik tidak akan pernah merugi. Percayalah satu hal ini.

Lets throw kindness around like confetti. Sebarkan senyuman karena itu yang paling mudah.

Sumber foto: Pinterest

Selasa, 07 Maret 2017

KAMU BISA APA (CATATAN KARIMIN)

KAMU BISA APA?
Catatan Karimin

Beberapa waktu lalu, Karimin terlibat perbincangan hangat dengan seorang pejabat struktural di suatu UPT, sebut saja Mrs X. Dia baru saja menerima permohonan pindah dari A, seorang dokter hewan karantina di UPT luar Jawa. Hal pertama yang dia tanyakan ke Karimin adalah, si A itu bisa apa?

Karimin jawab, "Bukannya dia dokter hewan yang lulus cum laude dulu? Nilainya waktu Latihan Dasar juga bagus, termasuk yang terbaik"

"Iya, saya tahu.. Tapi jaman sekarang pintar saja gak cukup untuk menilai kualitas seseorang. Bertebaran drh pintar di seluruh UPT. Sekarang yang diperlukan adalah kemampuan lainnya ... yang membuat dia beda dengan yang lain. Outstanding!"

Kesempatan lain, Karimin bertemu dengan seorang Kepala UPT. Beliau memberi nasehat banyak ke Karimin, salah satunya sebagai Petugas Karantina jangan hanya ahli pada bidangnya saja. Seorang POPT Ahli jangan hanya ahli di laboratorium, Medik jangan hanya ahli mendiagnosa penyakit, Paramedik dan POPT Terampil jangan hanya jago ambil sampel dan jaga pelabuhan. Kembangkan sayap ke bidang lain.

"Tenaga teknis jangan alergi dengan pengadaan. Ikut diklatnya, dapatkan sertifikatnya. Ada teman TU sedang belajar arsiparis, ikut belajar. Bukan untuk menjadi arsiparis tapi untuk mendapatkan ilmunya. Baca-baca DIPA, belajar bikin SPJ supaya tahu ruwetnya pencairan anggaran. Hingga tidak asal protes saat uang lama dterima. Ketahui juga seluk beluk Barang Milik Negara, sehingga tidak asal memindahkan barang ke ruangan lain. Banyak teman teknis dan non teknis yang gak bisa buat surat dinas. Surat dinas yang baik dan mudah dimengerti itu tidak ada ilmunya di sekolah. Belajarlah bikin surat," demikian ujar beliau.

"Demikian juga dengan teman admin, masuk ke laboratorium. Perhatikan ruwetnya pengujian, sehingga tidak mencela saat permintaan kapas atau alkohol terus menerus ada. Ikut lihat serangga atau preparat bakteri tanaman di mikroskop. Bantu teman pegang hewan saat ambil sampel darah, minimal bisa nyombong ke pacar cara-cara pengambilan darah di ayam. Sesekali ikut piket 12 jam di pelabuhan, jangan lupa selfie dan posting di FB hahaha....," imbuhnya lagi sambil tertawa.

Ah Karimin jadi ikut tertawa.

Ada seorang senior karantina yang ikut memberi masukan saat Karimin berbincang dengan si Kepala UPT tersebut.

"Saat ini kemampuan komunikasi ke atasan, bawahan atau pengguna jasa itu penting. Kemampuan negosiasi juga dibutuhkan di Karantina. Pribadi yang soliter dan tidak bisa bergaul walau hebat di bidangnya tidak akan dilirik oleh Bos. Perbanyak pengalaman, supaya banyak referensi dalam setiap pengambilan keputusan. Seseorang dengan pengalaman yang luas akan meminimalisir kesalahan dan menghindari kerugian Barantan," ungkap si Senior.

"Saya dengar, kamu aktif menulis di media ya mempromosikan Karantina? Nah itu nilai lebih juga lho. Karantina ini perlu dipromosikan lebih kencang melalui sosial media, tidak hanya melulu lewat rapat atau website. Sudah gak jamannya lagi itu. Posisi humas juga menarik untuk digeluti sekarang," imbuh sang Senior.

Kembali pada Mrs X, setelah tanya sana sini mengenai si A, beliau jadi tidak sreg menerima A. Kenapa, tanya Karimin.

"Si A hebat sebagai medik, tapi dia gak punya keahlian lain. Disini sudah cukup medik yang hebat dan pintar. Kalau saja si A punya sertifikat pengadaan atau ahli di bidang lain, mungkin akan dipertimbangkan. Lagipula saya dengar si A kurang bisa bergaul dan berkomunikasi dengan atasan maupun sesama rekannya di kantor. Tidak bisa bekerja sama dan kurang empati. Kerjanya hanya mengeluh ingin pindah ke Jawa. Membuat orang sekitar kurang nyaman" urai Mrs X.

Menjadi pakar di bidangnya sendiri itu biasa, tetapi menjadi ahli di bidang lain itu luar biasa.

Nah, kamu bisa apa? Ayo perbaiki kualitas diri ... karena pintar saja tidak cukup

BUBUR JUTEK

BUBUR JUTEK
CATATAN KARIMIN

Mendadak sontak kangen makan bubur ayam di depan kantor. Bubur ayam jutek, demikian kami menyebutnya, dikarenakan si penjual yang tidak pernah tersenyum sedikit pun saat melayani pembeli. Tapi ternyata si penjual sudah berganti, bukan si jutek. Sayangnya juga rasa bubur ayam si penjual baru tidak seenak buatan si jutek.

Jadi ingat dulu jaman kuliah, ada soto daging enak yang kami juluki Soto Bu Galak. Si penjual seorang ibu tua yang selalu marah bila pelanggannya meminta pesanan khusus, misalnya tidak pakai daun bawang. Dia selalu menegur si pembeli dengan muka ditekuk, tapi ... pesanan khusus si pembeli tersebut dilayani juga. Walau sebelumnya dimarahi dulu. Hahaha...

Rasa sotonya yang enak dengan daging berlimpah dan harga terjangkau kantong mahasiswa, membuat kami selalu kembali dan kembali lagi. Walau risiko dimarahi si mbok selalu ada, kami cuek saja. Yang penting kenyang.

Tetapi, bila kita sebagai petugas karantina berlaku sama seperti penjual bubur jutek atau soto bu galak... Pengguna jasa Karantina tidak akan terima. Hal pertama yang mereka lakukan adalah balik kanan dan tidak jadi melapor ke Karantina! Atau ambil hp, memotret sang petugas jutek dan mempostingnya di media sosial disertai kalimat yang mendiskreditkan.

Kita rela membayar bubur enak si Jutek atau soto daging nyami Bu Galak, tetapi pengguna jasa karantina tidak akan mau menerima pelayanan yang tidak ramah dan dirasa menyulitkan.

Masyarakat masih banyak berpendapat bahwa Karantina tidak penting. Merubah pandangan bahwa Karantina penting bisa dimulai dari cara kita melayani pengguna jasa jasa.

Senyum, sapa ramah, penjelasan tindak karantina yang tidak mengada-ngada, pelaksanaan tindak karantina yang cepat dan tepat, serta pembayaran PNBP yang transparan adalah bagian dari pelayanan yang diharapkan masyarakat.

Pelayanan PRIMA kepada masyarakat pengguna jasa karantina itu penting. Bersikap ramah dan siap membantu juga penting. Mengapa? Karena kitalah yang ada di garis depan. Walau pengguna jasa juga sering membuat kita naik darah, kemampuan menahan diri perlu. Senyum manis harus tetap terpasang selelah apapun kita. Jangan ada sikap jutek atau bibir mengkerucut marah. Sikap si Bubur Jutek dan Soto Bu Galak tidak berlaku di Karantina.

Yuk jadikan diri smiling QForce yang selalu siap melayani SobatQ... 


Catatan Karimin

Kamis, 02 Maret 2017

KAMU BISA APA?

Beberapa waktu lalu, saya berbincang dengan seorang struktural di suatu UPT, sebut saja Mrs X. Dia baru saja menerima permohonan pindah dari A, seorang dokter hewan karantina di UPT luar Jawa. Hal pertama yang dia tanyakan ke saya adalah, si A itu bisa apa?

Saya jawab, "Bukannya dia dokter hewan yang lulus cum laude dulu? Nilainya waktu Latihan Dasar juga bagus, termasuk yang terbaik"

"Iya, saya tahu.. Tapi jaman sekarang pintar saja gak cukup untuk menilai kualitas seseorang. Bertebaran drh pintar di seluruh UPT. Sekarang yang diperlukan adalah kemampuan lainnya ... yang membuat dia beda dengan yang lain. Outstanding!"

Kesempatan lain, saya bertemu dengan mantan bos. Beliau juga panjang lebar menasehati bahwa kita harus bisa apa saja, segala bisa. Jangan hanya ahli pada soal teknis bila kita pejabat fungsional.

"Ada kesempatan belajar diklat pengadaan, ambil aja. Diklat PPNS, dijalani aja walau lama waktunya. Belajar arsip, ikut saja belajar walau gak jadi arsiparis. Belajar bikin surat yang bagus. Gak semua orang bisa bikin surat dinas yang baik dan mudah dimengerti..." ujar si bos lebih lanjut.

Saya ingat, dulu saya diajar cara bikin surat yang baik dan mudah dimengerti. Saya juga ditugaskan menangani arsip sertifikat yang berantakan. Semua dulu saya jalani, tidak pernah berpikir karena saya dokter hewan maka merasa diri lebih tinggi dan tidak mau melakukan pekerjaan remeh temeh seperti menata arsip. Saya juga pernah jadi petugas BMN (Barang Milik Negara). Menata surat-surat dinas. Untungnya berada di UPT kecil adalah bisa belajar banyak hal.

Kembali pada Mrs X, setelah tanya sana sini mengenai si A, beliau jadi tidak sreg menerima A. Kenapa, tanya saya.

"Si A hebat sebagai medik, tapi dia gak punya keahlian lain. Disini sudah cukup medik yang hebat dan pintar. Kalau saja si A punya sertifikat pengadaan atau ahli di bidang lain, mungkin akan dipertimbangkan. Lagipula saya dengar si A kurang bisa bergaul dan berkomunikasi dengan atasan maupun sesama rekannya di kantor. Kerjanya hanya mengeluh ingin pindah ke Jawa. Membuat orang sekitar kurang nyaman" urai Mrs X.

Nah, kamu bisa apa? Ayo perbaiki kualitas diri ... karena pintar saja tidak cukup



Thanks To URH dan BH



Pengikut