Jumat, 23 Desember 2016

ASS

ASS
Julia Rosmaya

Suatu waktu bos adikku yang asal Amrik bingung dan merasa terhina setelah menerima sebuah pesan. Dia bisa Bahasa Indonesia.

Isi pesannya kurang lebih
"Ass, meeting hari ini jam 10 di Gedung A"

Dengan muka marah si bule ngomong ke adikku,
"Saya tidak terima dihina seperti ini!"

Adikku heran, setelah diselidiki lebih lanjut ternyata si bule gak mau dipanggil Ass yang artinya sorry pantat. Padahal maksud pembuat pesan, Ass itu singkatan dari Assalamu'alaikum...

Jadi lebih elok bila kita tidak menyingkat Assalamu'alaikum dengan Ass.. Bule saja tersinggung lho.

Bila rasa malas mengetik panjang sedang kumat lebih baik menyapa dengan pagi atau siang atau sore. Lebih aman buat semua pihak. Ya kan, ya kan? 

Senin, 28 November 2016

SUARA MASINIS

SUARA MASINIS
Julia Rosmaya

Sejak APTB tidak diperbolehkan masuk jalur Busway, maka commuter line menuju Bogor menjadi pilihan.
APTB sudah tidak bisa dipastikan jam kedatangannya, belum lagi untuk naik tidak lagi di halte Busway tapi di pinggir jalan layaknya bis kota biasa. Tidak nyaman dan tidak ada kepastian waktu tempuh seperti dulu.

Commuter line lebih memberikan ketepatan waktu walau harus berdesak-desak dengan penumpang lain saat jam sibuk. Itupun hanya perjalanan Klender Baru ke Manggarai yang padat, Manggarai - Bogor pasti bisa duduk dan bobok santai.

Hiburan saat kereta padat adalah memperhatikan penumpang lain dan mendengarkan suara masinis! 

Lho kok? 

Entahlah, saya selalu berusaha mencocokkan pemilik suara dengan tampilannya. Sesuai tidak apa yang ada di bayangan saya dengan fakta.

Bila mendengar suara baritone rendah, berat,  menyapa dengan intonasi kalimat yang jelas terucap, terbayanglah masinis ganteng tersenyum ramah saat berbicara.

Bila suara yang terdengar suara yang rada cempreng dengan nada orang yang baru bangun tidur. Imajinasi saya berkata bahwa pasti orangnya agak gemuk pendek tapi ganteng. Hihihi..

Suara bass dengan nada ramah dan pengucapan kalimat perlahan, sabar pada setiap ketukan. Membuat saya membayangkan masinis dengan seragam lengkap berdiri di sisi kereta, angin bertiup perlahan sementara dia tersenyum manis pada setiap penumpangnya.

Kesusaian suara dengan tampang aslinya, hampir 70% sesuai bayangan! Masinis sekarang muda-muda, brondong #eh dan terlihat ganteng dengan seragamnya.

Ayo coba dengarkan suara Masinis, bayangkan orangnya dan buktikan khayalan anda dengan faktanya.

#CommuterLineStory

Selasa, 01 November 2016

DHARMA PRIA

"Mas, aku pulang agak larut ya. Barusan nangkap anjing tanpa dokumen. Tadi sudah telpon anak-anak, mereka kusuruh goreng nugget sendiri buat makan malam"

Terdengar sautan di seberang telpon. Perasaan bersalah Dokter Faya karena tidak bisa segera pulang setelah piket usai, tergambar jelas di wajahnya. Sepertinya pak Bayu, sang suami bisa memahami situasi.

Aku tercenung memandang. Tadi siang beliau bercerita bahwa sang suami sedang menggarap proyek besar yang mengharuskannya untuk lembur. Dokter Faya sudah berjanji untuk segera pulang. Tapi apa daya bila ada peristiwa luar biasa seperti usaha penyelundupan ini, sebagai dokter hewan karantina penanggung jawab piket, beliau tidak bisa bergegas pulang.

Kuserahkan dokumen penunjang untuk menahan anjing tersebut. Tanpa kutanya, Dokter Faya menjelaskan bahwa suaminya segera pulang walau seharusnya dia lembur malam ini. Sesaat kemudian beliau segera sibuk mengecek dokumen dan melupakan kehadiranku di ruangan.

Sebagai paramedik yang baru masuk kerja, aku mengagumi dokter Faya. Dedikasi dan komitmennya tinggi terhadap pekerjaan.

Sebagai seorang ibu dari dua anak usia SD, beliau berusaha menyeimbangkan waktu untuk suami, anak dan pekerjaan. Mereka tidak memiliki pembantu. Anak-anak berangkat dan pulang sekolah dengan mobil jemputan. Setelah pulang, mereka terbiasa mendapati rumah yang kosong. Untunglah mereka tinggal di perumahan dengan sistem cluster tertutup. Tetangga sekitar dan pak Satpam membantu mengawasi kedua anak dokter Faya hingga beliau atau suaminya pulang.

Pak Bayu memiliki jadwal kerja yang lebih teratur daripada kami. Hanya sesekali beliau lembur atau keluar kota. Dari cerita dokter Faya, sang suami turun tangan bahu membahu mengurus rumah dan kedua buah hati mereka. Katanya, sewaktu anak mereka balita, urusan menyuapi anak pagi hari adalah tugas sang suami. Siang dan sore diserahkan ke pengasuh. Saat itu pekerjaan pak Bayu lebih fleksibel dari sekarang. Bahkan mengantar anak ke sekolah saat TK pun dilakukan sendiri oleh pak Bayu. Sementara dokter Faya jarang memiliki kesempatan itu.

Sebagai seorang gadis yang masih mencari cinta, aku sering diberi nasehat oleh dokter Faya dan pegawai lain.

"Dita, carilah suami yang memahami pekerjaanmu. Kau bukan PNS biasa dengan jam kerja yang pasti. Kau akan sering pulang malam atau terpaksa menginap di kantor. Tuntutan pekerjaan kita seperti itu. Bila kau punya anak, didiklah mereka untuk mandiri di usia dini. Jangan buat mereka tergantung pembantu atau orang tuanya. Misalnya menyiapkan makan dan menyantapnya sendiri harus mampu dilakukan saat anak masuk usia SD".

Nasehat lebih serius disampaikan ibu kasie kami. Katanya, perempuan Muslim yang sudah menikah harus memiliki ijin suami untuk keluar rumah. Bila suami mengijinkan istri bekerja, ijin itu juga dilengkapi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab untuk menjaga diri saat jauh dari suami. Jangan salahgunakan kepecayaan suami. Tapi suami yang mengijinkan istrinya bekerja apalagi bekerja sebagai pegawai karantina juga harus memahami bahwa istrinya tidak bisa lagi 100% melayani suami. Sesekali menyiapkan makan atau menjaga anak tidak akan meruntuhkan wibawanya sebagai kepala keluarga.

Nasehat lain dari seorang rekan yang memiliki istri sesama pegawai karantina, "Bila suamimu nanti tidak ridho dengan sistem kerja kita, bila dia mengeluh terus menerus bahwa kau terlalu sibuk bekerja atau terlalu menuntut layananmu seperti suami lain yang istrinya tidak bekerja. Maka tidak ada jalan lain, kau harus keluar dari karantina. Hasil kerjamu tidak akan berkah tanpa restu suami, hatimu pun tidak tenang karena merasa bersalah serta merasa gagal jadi ibu dan istri yang baik. Jangan kuatir menjadi ibu rumah tangga. Rejeki tidak akan kemana. Kau bisa berbisnis dari rumah".

Mencari suami bukan hal yang mudah ternyata.

Aku salut untuk para suami pegawai karantina yang merelakan istrinya piket malam.

Para suami yang menyiapkan kopi dan sarapannya sendiri di pagi hari saat istri tercinta masih berjibaku dengan komoditi karantina di pelabuhan atau bandara.

Para suami yang tangan hangatnya terulur mengusap paha memar sang istri yang tersepak sapi di kandang pengamatan.

Para ayah yang tangannya melepuh terciprat minyak panas saat menggoreng ayam untuk makan anak-anaknya.

Para kekasih yang hanya bisa memandang wajah lelah istrinya di tempat tidur dan merelakan diri hanya mendapat kecupan di pipi.

Sebutan Dharma Pria mungkin pantas untuk mereka.
Salam hormat untuk Dharma Pria Karantina

#139LindungiNegeri
#KawalDaulatPangan
#SaveOurBiodiversity

Oleh : JR
Tayang : 4 Agustus 2016

SAYA MANTAN PENERIMA PUNGLI

SAYA MANTAN PENERIMA PUNGLI
- JULIA ROSMAYA

Hah?

Iya saya dulu sering menerima pungli. Walau saya tidak pernah menadahkan tangan secara langsung atau mengucapkan permintaan tambahan biaya di luar biaya resmi, tapi saya ikut menerima pungli.

Sistem yang salah? Atau lingkungan? Entahlah, yang pasti menerima pungli saat itu rasanya wajar-wajar saja. Tidak ada satu pun orang yang merasa bersalah menikmati pungli.

Seorang rekan berkata, “Darimana kita bisa beli kopi untuk menahan kantuk saat piket malam? Belum lagi kalau mulut sepet ingin merokok sehabis mengambil sampel darah hewan. Atau perut yang keroncongan diterpa angin malam? Memang si bos di Jakarta sana mikirin kita?”

Saat itu saya terdiam. Dalam hati membenarkan.

Tetapi semakin lama saya berada dalam lingkungan itu, rasanya semakin gerah. Tidak ikut menerima uang yang dibagikan (yang notabene uang pungli), dicap munafik. Menerima rasanya kok hati tak tenang.

Perlahan terjadi perubahan paradigma. Sistem keuangan negara mulai mengakomodir kebutuhan untuk sekedar makan dan minum kopi. Memang belum sebanyak yang bisa didapat dari pungli, tapi setidaknya ada dana yang dapat digunakan secara legal.

Merubah persepsi teman yang sudah terlanjur terbiasa menadahkan tangan tidaklah mudah. Tapi ternyata perlahan bisa juga. Walau awalnya banyak yang diam-diam masih “meminta” tapi lama-lama jumlah peminta-minta ini semakin berkurang.

Saat ini, bisa dikatakan uang yang saya terima hampir bersih dari pungli. Tahu tidak? Saya punya tabungan sekarang!!! Ya ternyata uang saya masih bersisa tiap bulan dan bisa dimasukkan tabungan. Senangnya melihat angka-angka di tabungan bertambah dari bulan ke bulan. Memang sih jumlahnya belum sampai belasan atau puluhan juta. Cukuplah untuk sekedar pergi berwisata bersama keluarga setahun sekali.

Saya heran sebenarnya. Kenapa pendapatan yang berkurang saat ini malah bisa menabung? Ternyata karena dulu saat pendapatan berlebih, pengeluaran saya juga berlebih. Makan sana sini, jadi cukong mentraktir teman-teman sepulang kerja. Beli baju, tas yang harganya wow. Pantaslah tidak ada yang bisa ditabung. Mungkin saat itu berpikir bahwa uang banyak kenapa harus dihemat.

Saya mantan penerima pungli … dan saya tidak bangga karenanya.

Mari jauhi pungli .. just say no to illegal fee !!!

Jumat, 18 Maret 2016

ADA APA DENGAN RANGGA, CINTA DAN KARANTINA

ADA APA DENGAN RANGGA, CINTA DAN KARANTINA
- Julia Rosmaya

Petugas berseragam coklat itu terlihat tegas. Rangga hanya bisa menatap tak berdaya sosok putih berbulu lebat yang di bawa pergi oleh sang petugas. Sungguh Rangga tak tahu bahwa untuk membawa kucing dia harus melengkapi berbagai persyaratan.

Beberapa jam yang lalu dia baru mendarat dari Singapura. Dia sengaja mampir di sana karena teringat akan janjinya ke Cinta. Cinta ingin anak kucing berwarna putih. Dia membelinya di sebuah pet shop dan pelayan pet shop mengatakan bahwa dengan membayar sejumlah uang, kucing itu bisa dibawanya ke Jakarta. Dia sama sekali tak tahu menahu mengenai surat kesehatan atau apalah itu namanya yang tadi diterangkan oleh sang petugas.

Diikutinya langkah sang petugas ke sebuah kantor megah di depan Tower dalam kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Ada 3 buah pintu di depannya, masing-masing bertuliskan Karantina Hewan, Karantina Ikan dan Karantina Tumbuhan. Sang petugas tadi masuk ke pintu yang bertuliskan Karantina Hewan.

Semburan pendingin udara sedikit menyejukkan kepala. Lelah akibat perjalanan panjang dari Amerika kemarin sangat terasa. Ruangan itu tidak terlalu ramai. Di balik konter ada 2 orang petugas yang terlihat ramah. Hanya ada 3 orang yang duduk di kursi tunggu. Dia melangkahkan kaki ke kursi yang serasa memanggil-manggilnya dengan mesra.

Petugas tadi kembali, dibaca nama yang tertera di dada ... Purwadi. Di sebelah kiri ada tulisan Animal Quarantine. Oh bagus juga petugas karantina Indonesia ya, gumamnya dalam hati, menggunakan bahasa Inggris untuk mempermudah orang asing mengetahui berhadapan dengan siapa.

"Bapak Rangga, kucing bapak sudah kami simpan di kandang sementara. Setelah ini, kucing itu akan kami bawa ke Instalasi Karantina. Maaf pak, silahkan bapak membaca aturan kami untuk membawa hewan dari luar negeri," kata pak Purwadi seraya menyerahkan selembar brosur ke tangan Rangga. ba

Dibacanya brosur dengan kualitas kertas cukup bagus itu. Ternyata dia harus membawa sertifikat kesehatan hewan (Health Certificate) dari negara asal, paspor hewan, buku riwayat vaksinasi (terutama Rabies), surat hasil pengujian titer antibodi terhadap Rabies dan beberapa surat lain.

Diingatnya bahwa pelayan di Pet Shop itu hanya memberikan paspor hewan dan buku vaksinasi, surat-surat lain seperti yang dipersyaratkan tidak ada. Pantaslah kucing yang dia bawa ditahan oleh Karantina.

Samar-samar dia ingat mengenai Karantina, seorang temannya yang pilot pernah bercerita mengenai sistem CIQ di Bandara. Selalu ada petugas dari Custom, Immigration dan Quarantine di setiap Bandara manapun. Rangga mengobrak abrik rambut ikalnya kesal. Keinginan memberi kejutan untuk Cinta rasanya harus ditunda.

Rangga berjalan ke konter, dimintanya bicara dengan pak Purwadi petugas yang tadi. Dia ingin tahu bagaimana nasib kucingnya. Apakah harus dikembalikan ke Singapura atau bagaimana.

Pak Purwadi keluar dari ruangan dalam setelah dipanggil oleh petugas konter. Dengan sabar Rangga mendengar penjelasan mengenai prosedur pemasukan kucing ke Indonesia. Sepertinya kucing itu harus dikembalikan ke Singapura. Rangga pasrah, dia bisa menerima penjelasan pak Purwadi itu. Dia tahu mengenai Rabies, penyakit mematikan dari anjing dan kucing yang dapat menyerang manusia. Seorang temannya di Padang mati karena Rabies.

Setelah membereskan beberapa hal yang diperlukan untuk prosedur pengembalian kucing ke Singapura, Rangga bergegas ke Terminal Kedatangan. Dia tadi hanya sempat mengirim pesan ke Cinta bahwa ada sedikit masalah dengan petugas Karantina. Soal kucing putih untuk hadiah itu, pasti bisa didapatkannya di Pet Shop Jakarta.

Rindu menggelora di hati Rangga, 14 tahun sudah dia tidak bertemu Cinta. Masih adakah cinta di antara mereka? Rangga tidak tahu ...





Note ;
Terima kasih untuk Qory Firdan atas meme lucunya,
Pak Purwadi yang saya gunakan namanya maaf ya ...
serta Tim Humas Badan Karantina Pertanian ... semangat !!!


#OneDayOnePost
#BarantanKeranBanget

Kamis, 17 Maret 2016

KACAMATA

KACAMATA
-Julia Rosmaya

Saat itu, saya masih kelas 5 SD, adik kelas 4 dan 3. Wali si adik kelas 4 melaporkan ke orangtua bahwa sepertinya adik mengalami masalah penglihatan.

Akhirnya kami bertiga dibawa ke RSCM untuk periksa mata. Kebetulan Papa yang PNS Kementerian Kesehatan bertugas di sebuah kantor di RSCM. Saya sebenarnya tidak pernah punya masalah dengan mata. Tetapi orangtua berpikir bahwa sekalian saja semua anaknya diperiksa.

Hasil pemeriksaan ternyata saya dan adik kelas 4 harus menggunakan kacamata. Sedang adik kelas 3 tidak memerlukannya. Bahkan hingga saat ini si kelas 3 belum menggunakan kacamata.

Adik kelas 4 harus menggunakan kacamata yang cukup tebal, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa lensa yang digunakan minus 3. Pantas dia tidak bisa melihat papan tulis dengan jelas di kelas.

Sedangkan saya hanya minus 0,5 di mata kanan saja. Cuma ternyata saya memiliki kelainan mata silinder.

Berikut adalah penjelasan yang saya peroleh dari sebuah situs http://www.optikmelawai.com/kesehatan-mata/perbedaan-mata-minus-dan-silinder.html

Penyakit mata yang secara umum diderita oleh banyak orang adalah mata minus (myopia) dan silinder (astigmatisma). Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, marilah kita memahami terlebih dahulu perbedaan yang mendasar dari kedua penyakit mata ini.

Mata Myopia (Minus atau Rabun Jauh)
Penyebab utama dari mata minus adalah kelengkungan kornea yang lebih pendek serta sumbu bola mata yang terlalu panjang. Kedua hal tersebut dapat diperoleh melalui orang tua atau keturunan. Namun apabila bukan keturunan, mata minus bisa diakibatkan karena aktivitas dekat terlalu lama, misalnya banyak membaca atau terlalu lama bekerja dengan komputer.

Bila seseorang mengalami mata minus, maka penyakit ini akan cenderung terus bertambah terutama jika ia masih berada pada masa pertumbuhan. Seiring dengan bertambahnya tinggi badan, maka minus juga akan bertambah dikarenakan sumbu bola mata yang ikut bertambah panjang.

Mata minus tidak bisa dicegah baik dengan terapi ataupun obat obatan kecuali jika kita melakukan operasi lasik. Yang dapat dilakukan hanyalah menjaga kesehatan mata agar minus tidak bertambah cepat dengan memberikan kacamata atau lensa kontak sesuai ukuran serta mengurangi aktivitas membaca terlalu dekat dan terlalu lama bekerja di depan komputer. Pada umumnya mata minus akan berhenti bertambah saat mendekati usia 30-an dan akan cenderung turun di usia 40-an.

Mata Astigmatisma (Silinder)
Penyebabnya adalah panjang kornea antara horisontal dan vertikal yang tidak sama. Hal ini bisa didapat dari orang tua atau keturunan. Selain itu, gaya hidup yang tidak benar seperti membaca atau melihat jauh dalam posisi miring, menonton TV dan membaca sambil tiduran juga disebut sebagai penyebab lain dari penyakit mata ini.

Berbeda dengan minus, silinder cenderung tidak akan bertambah bila kita menggunakan ukuran yang tepat pada kacamata atau lensa kontak. Silinder justru akan bertambah bila kita tidak menggunakan ukuran aslinya. Pada umumnya, sekali diberikan ukuran yang sebenarnya maka silinder akan tetap pada ukuran tersebut.


Saya memerlukan lensa silinder 0,75 dan 0,5 saat itu. Walau tulisan di situs itu menyatakan bahwa silinder tidak akan bertambah, nyatanya lensa yang saya perlukan terus naik dan bahkan sempat turun. Saat ini di usia 40an (ow ow ow … buka tabir umur) saya menggunakan lensa minus 1,5, silinder 1 dan plus 1,5 di mata kanan. Minus 1,75, silinder 0 dan plus 1,5 di mata kiri.

Mata silinder ini membuat saya sering sukar memperkirakan jarak dan sudut. Maka orang yang mengenal saya mengetahui bahwa saya adalah orang yang sering menabrak sesuatu. Bahkan di profil FB saya menulis … Julia Rosmaya is the person who like to bump into something or someone …

Ada satu mantan bos saya berkata, “Bu Maya itu hobinya nabrak-nabrak. Nabrak saya udah sering banget!” sambil tertawa-tawa saat menceritakan saya ke bos baru.

Sering betis, lutut atau tangan saya tetiba memar. Dulu sih waktu masih penganten baru, suami selalu panic melihat memar di kulit istrinya.

“Waduh sayang, kenapa? Kok bisa biru-biru begitu? Sini sini Mas elus dulu …!” Sambil memperhatikan lebam-lebam itu dengan seksama.

Kalau sekarang, cuma dilihat dan dikomentari … “Habis nabrak apa kemarin?” hihihi…

Waktu kuliah di Yogya, saya selalu menenteng kamera kemana-mana. Waktu itu belum jaman digital. Fitur auto juga belum tersedia di kamera analog saya. Sehingga memerlukan ketelitian tingkat tinggi sebelum menekan tombol kamera untuk mendapatkan hasil foto terbaik. Sayang kan bila film yang hanya 24/36 itu berisi foto yang kabur semua.

Jadi bila teman lain di klub fotografi bisa ceklak ceklek dengan cepat sana sini, saya tergolong lamban. Untunglah saat ini di jaman digital plus auto, tidak memerlukan waktu lama untuk menekan tombol kamera, atau dalam hal ini touch screen telpon genggam. Kecepatan ceklak ceklek saya tentu saja sekarang mengagumkan hahaha …

Sejak pertama menggunakan kacamata, Papa selalu membelikan lensa yang berkualitas bagus. Hal itu saya ikuti hingga sekarang. Harga lensa saya terkadang lebih mahal dari harga frame. Lensa saya sekarang berbahan plastic serta memiliki bahan khusus yang membuat mata saya bisa tetap terlihat bila difoto dan tidak memantul bila terkena sinar.

Dulu waktu belum ada lensa plastic, adik saya keberatan kacamata. Lensa minus 3 lumayan berat saat itu. Sekarang seiring dengan kemajuan tekhnologi lensa minus 3 dengan bahan plastic tidak terasa berat lagi.

Entah mengapa, saya selalu tertarik dengan lelaki berkacamata. Rasa-rasanya terlihat lebih keren dan smart. Pacar pertama dulu sampai menyengajakan diri membeli kacamata dengan lensa bening hanya untuk mengesankan saya hahaha….

Saya mendapatkan suami yang berkacamata juga akhirnya. Malah mata dia lebih parah dari saya. Minus di mata kanan sangat besar dan tidak seimbang dengan mata kiri. Bila kami memiliki rejeki, saya ingin dia menjalani operasi lasik untuk mengobati ketidakseimbangan itu.

Saya tadinya tidak menyukai kacamata dengan lensa gelap. Rasanya aneh saja memakai kacamata gelap. Tetapi sejak pindah ke kantor yang sekarang, mau tidak mau saya harus memiliki satu kacamata berlensa gelap khusus untuk menyetir. Karena pulang dan pergi saya selalu menentang sinar matahari. Pagi berangkat ke arah Timur dan sore pulang ke arah Barat. Jadilah sekarang saya bisa ikutan bergaya menggunakan kacamata gelap untuk foto bareng.

Saya mulai menggunakan kcamata plus sejak kuliah lagi. Awalnya heran kenapa huruf-huruf di buku malah tidak terlihat jelas bila saya menggunakan kacamata. Bila kacamata dilepas dan melihat buku dengan jarak agak jauh, barulah tulisan terbaca. Setelah diperiksa, ternyata saya memerlukan lensa progresif juga. Lensa progresif adalah lensa yang dapat sekaligus mengoreksi kelainan mata minus dan plus. Jaman dulu, orang memerlukan dua kacamata untuk melihat jauh dan membaca. Saat ini dengan kehadiran lensa progresif, dua kacamata tidak diperlukan lagi. Lensa progresif yang ada saat ini juga terlihat lebih cantik karena garis batas jelas antara lensa minus dan plus yang biasa ada di lensa jaman dulu sudah tidak ada lagi.

Bila sedang kumpul-kumpul dengan teman SMA atau kuliah di restoran, walaupun mereka secara tampilan berusia 30an bahkan ada juga yang terlihat seperti 20an … semua itu akan buyar saat menu disodorkan. Kertas menu disorongkan jauh-jauh, mata mengernyit dan mencari sinar yang terang untuk bisa membaca apa saja yang tertera … Hahaha …. Dari situ terlihat bahwa kami ini sudah 40an dan sudah memerlukan lensa plus untuk membaca!


#OneDayOnePost

Rabu, 16 Maret 2016

PRESENTASI DAN BUKAAN 2

PRESENTASI DAN BUKAAN 2
-Julia Rosmaya

Kenapa sayang, kenapa kau merengut di pojok seperti itu? Sini Mama mau bercerita, ya cerita. Kemarin Mama cerita mengenai kelahiran kakakmu yang berhubungan erat dengan sebuah anting. Hari ini Mama akan bercerita mengenai kelahiranmu.

Kau lahir jeda 5 tahun dengan kakakmu. Mama sengaja ber-KB, karena Mama ingin focus merawat kakakmu tanpa diganggu kehadiran adik dulu. Setelah dirasa kakakmu siap dan keuangan keluarga kita mampu maka Mama putuskan untuk mengandungmu.

Belum ada sebulan sejak alat KB dilepas kau sudah hadir di perut Mama. Saat itu Mama bekerja di Pelabuhan Merak. Tugas Mama berat secara fisik. Dokter hewan (drh) di Badan Karantina Pertanian masih terbatas jumlahnya. Saat itu ada 3 orang drh yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas komoditi karantina hewan di sana. Satu orang lagi bertugas membantu pekerjaan administrasi karena baru saja masuk. Untunglah, walau harus ikut piket malam dan kegiatan pemeriksaan hewan lainnya kau jarang membuat Mama repot.

Bila ibu hamil mengalami morning sickness di awal kehamilan, Alhamdullillah Mama tidak. Mual-mual itu biasa saja, tetapi tidak sampai muntah. Makan juga masih tetap bersemangat, apalagi saat piket bersama teman-teman. Bila lebih sering lelah, Mama rasa itu wajar saja untuk ibu hamil.

Saat itu Mama bolak-balik Jakarta-Merak. Pagi sekali Mama berangkat menggunakan bis AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) Pulogadung-Merak dan kembali ke rumah malam hari bila piket pagi. Atau berangkat sore hari dan pulang keesokan harinya saat piket malam. Terkadang Mama tidak pulang bila ada kesibukan tambahan disana.

Beberapa kali Mama pernah berdiri di bis dari Pulogadung hingga pintu tol Kebun Jeruk bila bis penuh. Mungkin orang-orang melihat Mama tidak seperti ibu hamil tapi ibu yang kelebihan lemak saja sehingga tidak diberi tempat duduk. Tapi jangan khawatir sayang, Mama tetap menikmati masa itu. Mama yakin kau anak yang kuat.

Kata Papa, mungkin karena sering diajak bolak-balik Jakarta-Merak saat di kandungan, maka kau jadi anak yang tidak betah di rumah. Sukanya diajak pergi walaupun hanya ke minimarket dekat rumah. Semoga suatu hari nanti kau bisa menjelajah dunia ya Nak dan tidak hanya berdiam diri di rumah saja hehehe.

Saat itu di kantor, entah mengapa banyak yang ikutan hamil. Istri-istri dari pegawai kantor dan juga pegawai perempuan. Bahkan 3 dari 4 orang drh yang bertugas di Merak hamil. Satu orang drh yang tidak hamil adalah lelaki yang masih bujang. Syukurnya lagi 3 orang drh perempuan yang hamil ini memiliki sifat kehamilan yang sama. Tidak mual dan muntah berlebihan serta tangguh di lapangan walau berbadan dua. Sungguh suatu kebetulan.

Saat kehamilan menginjak usia 7 bulan, Mama mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Dokter Hewan Karantina yang berlangsung sebulan lebih di Cinagara Sukabumi. Saat itu walaupun hamil, tetap diperbolehkan mengikuti Diklat karena jumlah drh masih sedikit. Saat ini, tidak hamil adalah syarat utama untuk bisa mengikuti Diklat tersebut.

Saat di Diklat, kondisi fisik lebih baik karena tidak ada lagi piket malam. Mama makan dan tidur secara teratur. Walaupun sering mengantuk di kelas, tetapi Mama bersemangat mengikuti Diklat. Saat itu ada 1 orang lagi yang sedang hamil. Jadilah kami berdua dimanja peserta Diklat lain.

Saat naik turun tangga dari kamar ke kelas, selalu ada pasukan Bapak-Bapak yang menjaga kami berdua. Makanan yang enak selalu didahulukan untuk kami. Mereka maklum kalau kami tertidur di kelas dan masih banyak lagi.

Kepala kantor Mama sangat baik, saat kehamilan menginjak usia 8 bulan dia memperbolehkan Mama mengambil cuti kapan saja. Saat itu Mama tidak sepenuhnya piket, lebih banyak membantu mengerjakan laporan dan pekerjaan non fisik lain. Mama bertanggung jawab terhadap pemantauan karantina hewan.

Pengambilan dan pengerjaan uji sampel pemantauan dilakukan bersama teman lain, sedangkan Mama yang bertugas menulis laporan dan mempresentasikannya di kantor pusat.

Mendapat tugas presentasi buat Mama itu menyenangkan, karena lokasi rapat sudah pasti di Jakarta. Sehingga Mama tidak perlu ke Merak.

Dua minggu sebelum waktu presentasi tiba, dokter mengatakan bahwa waktu kelahiran semakin dekat. Semua normal, tidak ada yang aneh. Sebenarnya Mama sudah menawarkan ke teman lain untuk menggantikan Mama melakukan presentasi. Tetapi saat itu, pekerjaan di Merak sedang banyak sekali. Kepala Mama memutuskan bahwa bila Mama sudah melahirkan saat tanggal presentasi tiba, maka teman Mama yang akan menggantikannya.

Seminggu sebelum waktu presentasi tiba, perut rasanya kram. Mama segera mengabari teman untuk mengambil alih presentasi. Ternyata belum waktunya Mama melahirkan. Bidan berkata bahwa sudah pembukaan 2 tetapi waktu kelahiran sepertinya masih lama. Malam itu Mama tidak jadi menginap di rumah sakit, kembali pulang ke rumah.

Menjelang waktu presentasi, mendadak teman Mama tidak bisa. Akhirnya kepala kantor meminta Mama untuk melakukan presentasi. Mama tidak mengatakan kepada beliau bahwa sebenarnya status Mama sudah pembukaan 2. Mama yakin tidak apa-apa karena tidak ada kontraksi susulan setelah pulang dari rumah sakit. Sebelum berangkat ke tempat rapat, Mama juga memeriksakan diri ke dokter dan dikatakan bahwa waktu kelahiran belum tiba.

Maka Mama melakukan presentasi dengan kondisi perut besar. Entah karena kasihan melihat presenternya sedang hamil besar atau bagaimana, tidak banyak yang bertanya mengenai hasil pemantauan karantina hewan dari kantor Mama.

Lega rasanya bisa menuntaskan tanggung jawab.

Mama segera pulang ke rumah malam itu, tidak menginap di hotel lokasi presentasi. Keesokan harinya, setelah makan siang Mama mengalami kontraksi lagi. Segera Nambo melarikan Mama ke RS Cipto Mangunkusumo. Mama ingin menggunakan fasilitas ASKES disana.

Entah mengapa hari itu telpon genggam Papa tertinggal di rumah. Mama kesulitan menghubungi Papa. Untunglah ada nomor teman kerja Papa tersimpan, Papa pun bisa dihubungi.

Jam 18 Bidan mengatakan bahwa masih pembukaan 2, tetapi kontraksi terus datang dan pergi. Berdasar pengalaman Mama dengan kakakmu dulu, dimana proses pembukaan 2 hingga 10 berlangsung lama, maka Mama tenang saja. Ternyata kau tidak sabar ingin segera lahir, pukul 23 malam kau hadir di dunia.

Sayangnya saat kau lahir, Papa ada diruangan lain. Tidak boleh masuk. Sehingga dia baru melihatmu hampir 1 jam kemudian setelah kau selesai dibersihkan.

Karena panik, tas yang berisi perlengkapan bayi tertinggal di rumah. Mama meminta Papa untuk pulang beristirahat dan kembali membawakan baju untukmu. Berbeda dengan RS swasta tempat kakakmu lahir di Yogya dulu, RSCM tidak meminjamkan baju untuk bayi yang baru lahir. Kau hanya ditutup dengan selimut tanpa baju.

Sayangnya Papa lupa membawa baju untukmu. Sehingga sampai sore, kau tetap tidak mengenakan baju. Mama menggunakan baju Mama untuk sekedar menghangatkan tubuh mungilmu. Untunglah Tantemu yang datang sore hari tidak lupa membawakan baju.

Kau lahir dengan berat dan panjang yang normal berbeda dengan kakakmu yang masuk kategori bayi premature. Kita berdua hanya 2 hari di RSCM, dan segera pulang.

Mama menggunakan fasillitas ASKES saat itu. Papa mendatangi loket untuk menyelesaikan pembayaran. Ada kejadian yang cukup berkesan saat itu.

Petugas loket (PL) : Keluarga ibu Julia Rosmaya ya Pak? Biayanya mau dibayar lunas sekarang atau bagaimana?

Papa (P) : Kenapa pak? Memang biayanya berapa ya pak? (Papa cemas karena takut uang sekitar 2 juta rupiah yang dibawa tidak cukup)

PL : Ini pak, biayanya 225 ribu. Bagaimana pak mau dibayar lunas sekarang?

P : Wah ya tentu saja saya bayar lunas sekarang pak (Papa tertawa lega, karena uang yang disiapkan ternyata berlebih)

Alhamdulillah kepala Mama memberi waktu full 3 bulan untuk di rumah merawatmu. Begitu cuti habis, Mama segera kembali ke kantor membawamu. Giliran 2 teman Mama yang cuti melahirkan, sehingga mau tidak mau Mama harus kembali bekerja.

Maka kau pun ikut piket malam. Tidur di balik meja kerja Mama saat malam hari. Untunglah kau jarang rewel saat Mama harus keluar ruangan dan menunaikan tugas melakukan pemeriksaan.

Mama yakin kau akan tumbuh menjadi anak yang tangguh karena sedari bayi sudah ikut Mama bekerja menunaikan tugas Negara. Tidak hanya itu Insha Allah kau akan menjelajah dunia karena sifatmu yang tidak betah di rumah itu. Aamiin …


Untuk anakku AAFN … mengenang 15 November 2005

#OneDayOnePost
#Memorable_memory

Selasa, 15 Maret 2016

ANTING-ANTING

ANTING-ANTING
-Julia Rosmaya

Tahukah kamu sayang, anting yang mama kenakan ini sudah berusia berapa tahun? Setahun lebih tua dari umurmu Nak. Anting ini dibeli oleh Eyang Putri saat Mama KKN. Yang istimewa, papamu ikut mengantar Mama, Eyang Putri dan Nambo ke toko emas saat anting ini dipilih.

Sejak dibeli, anting ini selalu bertengger di telinga Mama. Hanya sesekali dia istirahat di kotaknya saat Mama berganti dengan anting yang lebih meriah untuk pesta. Begitu Mama berhijab, tak pernah ia lepas dari telinga. Toh tidak ada gunanya berganti anting bila tidak ada yang melihat bukan?

Maukah kau mendengar cerita saat kelahiranmu yang berkaitan dengan anting ini?

Sehari sebelum kau lahir, entah mengapa Mama gelisah. Salah satu anting hilang entah dimana. Saat itu belum genap 8 bulan kau ada di perut. Hari perkiraan lahir masih lama. Sejak Papa berangkat kantor, Mama langsung mengambil sapu dan beberes rumah dengan tujuan utama mencari anting itu.

Dengan perut lebih besar dari genderang perang, Mama bergerak dari depan ke belakang. Menyapu, mengepel, mengelap, beberes. Setiap sudut rumah tak luput dari jangkauan tangan Mama. Padahal sudah sebulan Mama susah bergerak. Membersihkan rumah hanya sekedarnya saja. Tetapi kali ini seperti digerakkan oleh sesuatu Mama memiliki energy lebih untuk bersih-bersih. Sayangnya anting itu tidak juga ditemukan. Padahal Mama sampai mengangkat kasur untuk melihat apakah ada anting yang terselip dibawahnya.

Tidak hanya itu, Mama juga memasak untuk Papa. Padahal sebelumnya Mama tidak bisa memasak karena tidak tahan dengan bau bahan makanan mentah. Papa lebih banyak makan makanan dari warung atau dia yang memasak.

Kamar sudah rapi, sprei sudah diganti, lantai sudah mengkilap tanpa debu, Mama pun segera mandi dan mencuci baju. Saat itu Mama sudah merasakan keanehan karena ada lendir yang tidak biasa di celana dalam. Tapi hal itu Mama abaikan. Tak lama Papa pun datang untuk makan siang.

Iya dulu saat di Yogya, Papa masih bisa pulang untuk makan siang. Tidak ada kemacetan dan jarak rumah kantor pun hanya dekat saja.

Papa segera kembali ke kantor. Menjelang Ashar, Mama dibangunkan oleh rasa sakit yang menyengat di perut. Sebagai dokter walau dokter hewan, Mama tahu bahwa ini adalah salah satu tanda bahwa kau ingin segera melihat dunia.

Mama segera menelpon kantor Papa, meminta untuk segera pulang. Saat itu belum ada telpon genggam Nak. Untuk menghubungi Papa, Mama harus menelpon kantor dan menitip pesan disana. Tidak bisa bicara langsung dengan Papa.

Mama baru ingat, bahwa tas yang rencananya dibawa ke rumah sakit belum selesai dibereskan. Segera Mama memasukkan berbagai macam barang kesana. Dengan tertatih Mama duduk menunggu Papa.

Papa panik. Mama yang sudah kesulitan mengatur nafas digiring menuju mobil. Tas tertinggal di teras depan. Mobil kita saat itu tidak dilengkapi pendingin udara, sehingga Mama menunggu kepanasan saat Papa berlari kembali ke rumah untuk mengambil tas.

Kami pun sampai di Rumah Sakit Panti Rapih. Mama turun duluan dari mobil dan segera masuk ke ruang UGD, sementara Papa masih berkutat memarkir mobil.

Ternyata benar, rasa sakit yang Mama rasakan adalah salah satu tanda persalinan akan dimulai. Mama dibawa masuk ke ruang bersalin untuk diperiksa bidan. Bidan berkata bahwa pembukaan 2 sudah terjadi.

Papa segera menelpon Nambo dan Eyang Putri di Jakarta. Mereka pun ikut panic mengetahui kau akan lahir sebelum waktunya.

Papa juga menelpon Tante SS, sahabat Mama. Dialah yang mempertemukan Mama dan Papa. Tante SS sempat berkata kepadamu di perut Mama sebelum keberangkatannya untuk tugas.

“Ponakan Tante jangan lahir dulu ya sebelum Tante selesai Dinas. Tunggu Tante datang ya kalau mau lahir!”

Dan benar, kau menunggu semua hadir lengkap. Tante SS, Nambo, Yangti dan keluarga Papa. Mama masuk rumah sakit jam 17 tanggal 12 Agustus dan kau lahir jam 11 tanggal 13 Agustus.

Papa segera masuk ke bilik bersalin saat mendengar suara tangismu, padahal bidan belum mengijinkan Papa masuk. Sampai Bidan menghardik Papa menyuruhnya untuk keluar.

Karena kau lahir sebelum waktunya, beratmu kurang dari berat normal bayi yang baru lahir. Sehari setelah lahir, kau masuk incubator karena berat badan yang terus menyusut. Minum ASI pun tidak mau, sehingga dua hari kemudian harus diberi selang yang dimasukkan ke dalam hidung untuk memberi susu.

Mama meminta Papa untuk pulang ke rumah mencari anting, sekalian mengambil dokumen yang diperlukan untuk mengurus surat kelahiranmu. Rasanya tidak menggunakan anting Mama tidak merasa cantik.

Menurut cerita Papa, anting itu sudah dicari diseluruh sudut rumah. Tetap tidak ada juga. Papa pun tidur kelelahan di atas sprei baru yang telah Mama pasang sebelumnya. Saat hendak berangkat ke rumah sakit, tetiba Papa melihat sesuatu yang mengkilat di tengah kasur. Anting yang dicari itu tergeletak disana!

Padahal sebelumnya Mama sudah mencari anting itu dimana-mana. Sprei itu pun baru dipasang. Papa juga sudah mencari anting di seluruh kamar sebelum tertidur. Begitu sudah tidak dicari, anting itu muncul.

Belakangan Mama berpikir bahwa anting ini menghilang untuk memberitahu bahwa kau berjenis kelamin perempuan. Karena saat USG terakhir, posisimu di Rahim mempersulit dokter untuk mengetahui jenis kelamin.

Tidak hanya itu, percaya atau tidak percaya … anting ini selalu menghilang setiap kali ada peristiwa besar dalam hidup Mama. Tetapi setiap menghilang pasti ditemukan kembali di tempat-tempat yang tak terduga.

Kembali ke dirimu saat di incubator. Kau harus berada disana 2 minggu lebih hingga beratmu stabil dan bisa dibawa pulang. Alhamdulillah sepanjang hidupmu, kau jarang sakit berat. Belakangan Mama baru tahu bahwa saat hamil, mama terserang Toxoplasma yang menyerang plasenta.

Plasentamu sangat kecil diameternya bila dibandingkan dengan bayi normal. Itulah sebabnya asupan nutrisi tidak mengalir lancar ke tubuhmu saat di rahim.

Anting-anting itu masih melekat di telinga Mama sayang, semoga kau bisa memakainya suatu hari nanti saat melahirkan cucu Mama.


Untuk anakku TNAR ... mengenang 13 Agutus 2000


#OneDayOnePost
#Memorable_memory

LONG DISTANCE MARRIED TIPS ALA PETUGAS KARANTINA (PART 2)

LONG DISTANCE MARRIED
TIPS ALA PETUGAS KARANTINA (PART 2)
- Julia Rosmaya

Untuk Part 1 bisa dibaca disini

5. Membunuh sepi
Usai kerja, adalah saat yang paling menyiksa bagi pelaku LDM. Sendiri dan sepi sangat terasa, untuk itu banyak hal yang dilakukan antara lain kerja, kerja dan kerja.

Bila Kabinet Jokowi disebut kabinet kerja, patut dicurigai bahwa menteri-menterinya LDM semua hahaha… Karena itulah yang dilakukan para pelaku LDM. Kesepian di kamar kost atau mess dinas membuat mereka memilih menghabiskan waktu di kantor. Sistem kerja di karantina umumnya adalah system shift, dikarenakan sifat tugasnya yang tidak mengenal waktu. Jarang sekali pelabuhan atau bandara yang memiliki jam kerja wajar bukan? Misalnya hanya buka dari jam 8 hingga jam 16. Bila itu yang terjadi maka lalulintas orang dan barang dipastikan terhambat. Itulah sebabnya jam kerja karantina juga mengikuti jam kerja di pelabuhan/bandara, 24 jam selalu siap sedia.

Sering ditemui pelaku LDM menjadi andalan teman-teman untuk menjadi pengganti bila ada yang berhalangan. Atau masih ada di kantor walau jam kerjanya sudah berakhir. Kelelahan setelah bekerja adalah cara paling efektif untuk membunuh rasa sepi.

Bila rasa rindu terasa menyiksa maka teman baik adalah obat yang paling mujarab. Bersama-sama ke pusat perbelanjaan misalnya. Bila dompet memungkinkan, melihat barang yang diinginkan pasangan atau anak adalah godaan. Rasa sayang biasanya akan mengalahkan logika bahwa barang yang sama sebenarnya bisa diperoleh dengan harga lebih murah di kampong halaman.

Menonton film di bioskop bersama teman juga seru untuk dilakukan. Untuk menonton di bioskop pastikan bahwa teman yang diajak pergi berjenis kelamin sama. Bila berbeda jenis hindari pergi hanya berdua. Menjaga perasaan pasangan di rumah adalah lebih penting daripada hiburan sesaat

Wisata yang murah meriah adalah nongkrong di pelabuhan atau bandara. Memandang pesawat lepas landas sembari membayangkan diri berada dalam pesawat menuju kampong halaman. Melihat awan yang berarak di langit biru seraya melantunkan doa untuk yang tersayang. Melihat kapal bongkar sauh dan berlayar menjauh serta mengecil di horizon. Melihat matahari terbit atau tenggelam serta keindahan alam lainnya.


6. Kegiatan di kamar bila sendiri
Pelaku LDM yang suka membaca, biasanya memilih untuk membaca buku/Koran/majalah untuk mengisi waktu luang. Bahkan bila pasangannya suka membaca juga, topic utama pembicaraan biasanya adalah buku yang sedang dibaca mereka.

Aktif di social media seperti Facebook juga sebagai sarana membunuh rasa sepi. Asalkan tidak bertujuan mencari cinta baru di FB rasanya aman saja berselancar disana hehehe…

Cara lainnya adalah dengan memelihara hewan. Ikan di akuarium lebih mudah dirawat daripada anjing atau kucing. Ada pelaku LDR yang menjadikan ikan peliharaannya sebagai tempat curhat. Ada juga yang sengaja memelihara kucing berekor-ekor. Kegiatan mengelus bulu halusnya saat menjelang tidur adalah pengganti yang tepat untuk melupakan rasa kangen.

Selain itu, kegiatan menonton TV di kamar juga merupakan favorit, bahkan terkadang TV sengaja tidak dimatikan hingga pagi untuk menyingkirkan keheningan di malam hari. Banyak yang akhirnya tidak menonton TV tetapi ditonton TV, karena begitu merebahkan tubuh langsung tertidur di depan TV.

Bagi yang religius, bangun dini hari dan mendaras ayat Al Quran serta menunaikan shalat malam adalah kegiatan harian. Juga puasa senin kamis atau puasa sunat lainnya. Selain berpahala, puasa juga merupakan salah satu cara menghemat isi dompet.

Masih banyak lagi sebenarnya cara pasangan LDM di Badan Karantina Pertanian untuk bertahan. Bila ada tips lain jangan lupa komen ya …

Untuk yang sedang LDM, semoga suatu hari nanti kalian disatukan di bawah atap yang sama … Aamiin


Note
Julia Rosmaya adalah mantan pelaku LDM selama 7 tahun sebelum akhirnya disatukan kembali dalam satu rumah.


#OneDayOnePost
#BarantanKerenBanget

TANGGAL

TANGGAL
-Julia Rosmaya

Almanak yang terus berganti seperti mengejeknya. Setelah enam angka biru lalu angka merah. Di antara deretan biru ada merah menyela. Biru biru biru biru biru biru merah … terus menerus. Ganti berganti.

Tanggal itu semakin mendekat. Tanggal yang tidak ingin diingatnya. Perayaan 4 tahun terakhir ternyata hanya semu. Tak berarti apa-apa untuk Ardi tapi sangat berarti baginya.

Anti malu mengingat dirinya. Terlalu lugu dia dulu. Disesalinya kegembiraan hati saat tanggal itu tiba.

Kembali ditatapnya almanak di dinding yang seperti tertawa terpingkal melihat manyun bibirnya. Diam kau! Serunya dalam hati. Rasa marah perlahan mulai menggelegak. Diambilnya gunting dan perlahan Anti membabat habis tanggalan di depannya. Hanya tersisa 1 angka yang tertera di lembaran itu.

Anti mendesah, ditatapnya angka itu. Amarahnya mereda, tetapi kegelisahan tetap ada.

___

“Ini bu yang harus ditandatangani. Tanggalnya benar kan bu?” Kata Rina seraya menyerahkan selembar surat yang mesti dikoreksi Anti.

Tanggal itu lagi …

Aliran darah tetiba menderas, Anti merasakan amarah menggelegak dalam dirinya. Segera dia menghambur keluar dan berlari. Angka dalam surat itu serasa mengejarnya.

----

Ardi melihat ke dalam ruangan. Sebuah ruangan kosong berbentuk segiempat, dengan pelapis busa di dinding. Seluruh ruangan berwarna putih, dari lantai hingga langit-langit. Bohlam menyala terang di tengah, memperjelas sosok yang berada di pojokan.

Seorang wanita dikelilingi helaian kertas yang berasal dari lembaran almanak. Pandangan matanya kosong, tangannya tak henti melakukan gerakan menggunting. Tak ada gunting di tangannya tetapi cabikan kertas di sekitarnya semakin bertambah.

Ardi ingin memahami pandangan kosong itu. Dia berharap seandainya waktu bisa diputar, tidak akan dilakukan kesalahannya itu. Hanya karena wanita lain hadir, dilupakannya sosok Anti. Anti yang ternyata rapuh, tidak setegar tampilannya selama ini.

Dia mengingat saat mendengar kabar bahwa Anti melarikan diri dari kantor tanpa alasan. Dibutuhkan waktu 2 hari untuk menemukan wanita itu. Saat dokter memutuskan bahwa Anti harus dirawat di rumah sakit, maka penyesalan yang kemudian datang seperti tidak berarti.

Tanggal pernikahan mereka sudah lewat 3 bulan lalu. Tanggal itulah yang menyebabkan Anti mengalami depresi. Batinnya ternyata tidak kuat menerima kenyataan bahwa suami yang dicintainya telah berpaling.

Anti kembalilah padaku … batin Ardi. Aku ingin mengembalikan cahaya dimatamu. Maafkan aku.


#OneDayOnePost
#Tugas_ruangan

15 Maret 2016

Senin, 14 Maret 2016

GELISAH

GELISAH
-Julia Rosmaya

Sebuah kegelisahan menggelora di jiwa, juga tanya yang tak berkesudahan. Mengapa sekarang aku seperti ini? Rasa malas mendera bila mendengar adzan, enggan rasanya membasuh muka dengan wudhu. Tidak ada lagi keinginan melaksanakan sunnah-sunnah dariNYA, hanya yang wajib saja. Itu pun kulaksanakan tanpa kesempurnaan.

Bathin ini terus gelisah dan dipenuhi amarah. Mengapa hal ini terjadi padaku?

Banyak bacaan berkata, ambil wudhu dan segera bermunajat kepadaNYA. Tumpahkan kegelisahanmu di gelaran sajadah. Hanya DIA yang bisa mengangkat gelisahmu.

Tetapi … berat rasanya melakukan itu. Bathin tidak bisa menerima cobaan yang sedang mendera. Aku tidak tergerak untuk lari mengadu kepadaNYA, tetapi aku juga tidak tahu harus mencari solusi apa.

Solusi ada sebenarnya, terbentang di depan mata. Tetapi pelaksanaannya terasa berat. Walau solusi itu nyatanya hanya seringan bulu, tetapi terlihat seberat batu.

Ada saat dimana semua terasa ringan, tetapi lebih sering fase kegelisahan dan kekhawatiran yang ada. Bila gelisah melanda, maka semua terasa salah. Senyum yang terlihat hanya topeng yang sengaja kupasang, Mendung melanda jiwa tapi hujan dan badai tidak segera turun. Jiwaku seperti menunggu ledakan badai yang tak kunjung datang itu.

Lalu apa yang harus kulakukan … aku pun tak tahu …



#OneDayOnePost

Kamis, 03 Maret 2016

KARGO JENAZAH

KARGO JENAZAH
- Julia Rosmaya

Kemarin, Rabu 2 Maret 2016 Badan Karantina Pertanian kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Drh. Adi Mardin, kepala bidang Balai Besar Karantina Pertanian Belawan. Beliau berpulang saat mengikuti Diklatpim 3 di Ciawi.

Kesibukan rekan-rekan di Bandara Soekarno Hatta dalam mempersiapkan kepulangan Almarhum ke tanah kelahiran di Aceh mengusik rasa ingin tahu saya. Terus terang saya tidak tahu menahu mengenai proses pengangkutan jenazah di pesawat.

Setelah bertanya ke rekan yang biasa mengurus dan browsing sana sini, saya menemukan link berikut yang berisi keterangan seperti tersebut di bawah ini;

Pengiriman jenazah melalui kargo atau pesawat terbagi menjadi dua :

A. Uncremated in coffin
adalah masih berupa jasad dan pengangkutannya memakai peti yang dilapisi seng (untuk mencegah kebocoran dan mencegah bau dari jenazah). Ada beberapa persyaratan untuk mengirim jenasah antara lain :
- Ukuran peti harus sesuai dengan ukuran pintu pesawat.
- Jenazah tidak dapat diangkut apabila penyebab kematian disebabkan oleh penyakit menular.
- Surat yang diperlukan dalam pengangkutan jenazah adalah:
- Surat keterangan sebab kematian
- Keterangan kematian/akte kematian
- Surat ijin keluar untuk membawa jenazah
- Bila WNA harus ada ijin dari kedutaan setempat
- Surat dalam jawatan kesehatan yang menyatakan bahwa peti jenazah telah memenuhi persyaratan
- Surat jaminan dari si pengirim bahwa jenazah akan dijemput ditempat tujuan, kecuali ada pengantar
- Jenazah sudah disuntik decay injection dan di balsem.

B. Cremated in coffin
adalah jenazah yang sudah berupa abu/ashes, biasanya berupa guci/kotak.

Jenazah menurut forum percakapan di Indoflyer.net, dikategorikan sebagai HUM atau Human Remain. Jenazah diperlakukan seperti cargo, dengan ditimbang terlebih dahulu serta memenuhi ketentuan seperti di atas. Biaya yang dikeluarkan untuk membawa jenazah di pesawat tentu saja lebih mahal daripada tiket pesawat. Untuk lebih pastinya berapa saya kurang tahu.

Selain itu, menurut rekan karantina di Bandara Soekarno Hatta, proses pemasukan cargo jenazah ke pesawat harus terlebih dahulu daripada barang-barang penumpang, minimal 3-4 jam sebelum pesawat berangkat. Pesawat yang mengangkut jenazah Almarhum terbang jam 6.30 sehingga jam 2 pagi, peti jenazah telah dibawa ke pesawat.

Dokumen pengiriman jenazah

Stiker pengenal yang terdapat di peti jenazah








Beberapa hari sebelum kepergiannya, Almarhum memposting sebuah renungan di grup yang saya ikuti. Berikut renungan tersebut;

PINJAMI AKU SATU HARI

Perlahan....tubuhku diturunkan ke dalam lubang yang sempit...
Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah
Lalu semua orang meninggalkanku
Masih terdengar jelas langkah kaki mereka

Kini aku sendirian...di tempat yang gelap, tak pernah terbayangkan
Sekarang aku sendiri, menunggu ujian
Suami/istri belahan jiwa pun pergi
Anak... yang di tubuhnya mengalir darahku... juga pergi
Apalagi sahabatku... kawan dekat... rekan bisnis...

Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka
Menyesal pun... tiada berguna
Taubat tak lagi diterima
Minta maaf... tak lagi didengar..
Kini aku sendirian mempertanggungjawabkan apa yang pernah aku lakukan...

Ya Allah, kalau boleh...
Tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu
Aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka
Yang telah merasakan kezalimanku
Yang susah dan sedih karena ulahku
Yang aku sakiti hatinya
Yang telah aku bohongi

Ya Allah,,,berikan aku satu hari saja
Untuk memberi seluruh baktiku untuk ayah ibu tercinta
Demi memohon maaf atas kata-kataku yang keras lagi tak sopan
Maafkan aku, Ayah..Ibu..,
Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka
Maafkan aku
Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterimakasih
Atas apa yang mereka korbankan untukku

Ya Allah... pinjamkan satu hari saja
Yang akan aku gunakan setiap detiknya
Untuk ruku' dan sujud kepada-Mu
Beramal shalih dengan tulus
Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu

Menyesaaaaal... sekali rasanya
Waktu-waktuku berlalu dengan sia-sia
Bahkan Al Qur'an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca
Andai kubisa putar ulang waktu itu..
Tapi... aku telah dimakamkan hari ini...

Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap senti tubuhku yang kini kaku
Tenggorokanku serasa ditancapi dahan besar yang penuh duri tajam
Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh malakul maut
Sakit.... sakit sekali...
Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit ini...

Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dalam belanga
Nyeri... panas....masih terasa
Dagingku pun terasa terlepas dari tulangnya
Duhai ... kerasnya tarikan malakul maut itu...

Seandainya aku masih bisa bercerita...
Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup
Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak..
Andai saja mereka tahu...

Baru beberapa saat dalam gelap...
Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku...
Tanah kuburku masih gembur
Baru saja ditidurkan sendirian
Aku lihat tanah kuburan ini makin lama makin menyempit
Dari kiri, kanan, atas dan bawah, makin mendekat
Aku ngeri... mereka terus menghimpitku dengan kejam

Aku ingin berteriak...tapi tak mampu...
Tubuhku remuk, rusukku bertindihan
Organ-organ dalamku hancur
Inilah yang dijanjikan Allah pada semua mayat, termasuk mayat orang shalih
Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini?
Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini?
O...andaikan aku bisa keluar dari sini...

#renungan senja tentang masa depan

Ustad. Adil, Lc

Selamat jalan Bapak Drh. Adi Mardin, semoga doa doa yang kami panjatkan melapangkan jalan Bapak ke hadirat ALLAH Yang Maha Esa ... Aamiin


Catatan :
Terima kasih kepada Pak Purwadi Soekarno Hatta atas informasinya

#OneDayOnePost
#BarantanBerduka
#hari_keduapuluhenam


Rabu, 02 Maret 2016

YAY

YAY
- Julia Rosmaya

Suatu hari, saat berbincang-bincang dengan seorang teman baik mendadak si Bos masuk ruangan. Kuketik kata TTYL ke dia, dan kutinggalkan telepon genggam di atas meja. Setelah selesai melayani Bos, saya lihat kembali percakapan kami tadi. Berkali-kali dia bertanya apa itu TTYL dan mengapa saya mendadak menghilang. Saya tersenyum, sepertinya dia tidak tahu singkatan TTYL itu apa. Ternyata tidak cuma dia, beberapa orang juga tidak tahu arti singkatan yang sering digunakan dalam percakapan tulis alias "chatting".

Untuk teman-teman yang ingin tahu arti beberapa arti singkatan yang umum digunakan, silahkan lihat di bawah ini :
1. TTYL - Talk To You Later (Nanti kita ngobrol lagi ya)
2. BRB - Be Right Back (Segera kembali)
3. ASAP - As Soon As Possible (Sesegera mungkin)
4. BFF - Best Friend Forever (Sahabat selamanya)
5. LOL - Lough Out Loud (ketawa ngakak)
6. LMAO - Laughing My Ass (Arse) Off (Lebih ngakak dari LOL)
7. RAD - Radical or cool (bahasa slank, kurang lebih artinya ok banget)
8. XO - artinya kiss alias cium
9. STS - Smirk to Self (Nyengir sendiri)
10. BQ - Be Quiet (Diamlah)

Masih banyak sebenarnya, tetapi itu adalah 10 singkatan yang umum digunakan. Singkatan BTW (By the Way) dan OTW (On the Way) sudah sering kita gunakan bukan? Nah singkatan di atas bisa menambah koleksi kalian hehehe.

Oh iya, bagaimana dengan singkatan bahasa Indonesia? Waduh makin banyak rasanya. Entah mengapa orang Indonesia itu hobi sekali menyingkat. Anak saya sering menyebut kata Paskib. Saya heran apa maksudnya Paskib. Ternyata itu singkatan dari Paskibra ... Halah ... Paskibra sendiri kan singkatan dari kata Pasukan Pengibar Bendera. Berarti Paskib adalah singkatan yang disingkat.

Singkatan bahasa Indonesia akan ditulis berikutnya deh, bila memungkinkan.

Kembali ke teman saya tadi, setelah saya terangkan arti TTYL. Dia langsung mengirim emotikon senyum dan mengetikkan kalimat berikut ...

TS (Teman Saya) : Oh itu artinya TTYL. Talk to you later. Kamu sering bilang YAY. Sekarang aku juga tahu artinya
S (Saya) : YAY ? Ah masa sih aku sering bilang itu ?
TS : Iya, tahu gak arti YAY?
S : Apa ? YAY kan artinya hore, yippe dan semacamnya gitu
TS : Bukan ... artinya YAY ... - Yang Aku Yayangi ...

Dan saya bingung harus menanggapi apa ... hahaha ...


#OneDayOnePost
#MaretCeria
#hari_keduapuluhlima




Selasa, 01 Maret 2016

PETIR, KAMP DOG DAN KUCING

PETIR, KAMP DOG DAN KUCING
- Julia Rosmaya

Papa saya seorang dokter hewan. Sedari kecil, kami selalu memiliki berbagai macam hewan peliharaan di rumah. Mulai dari anjing, kucing, kelinci, ayam, burung, marmut, hamster dan sebagainya.

Sewaktu saya berumur 5 tahun, kami tinggal di sebuah rumah kontrakan yang cukup besar dengan halaman luas di daerah Mampang Prapatan. Saat itu kami memiliki 2 ekor anjing Dalmatian, 1 ekor anjing Pekingese, 5 ekor kucing kampung, ayam entah berapa ekor di halaman dan hewan-hewan lain. Anjing-anjing Dalmatian itu menjadi favorit adik-adik (umur 3 dan 2 tahun) untuk bermain, karena menurut saja dijadikan tunggangan seperti kuda oleh mereka.

Ketiga ekor anjing dan ayam-ayam memiliki kandang sendiri di halaman rumah, mereka dilarang keras masuk rumah. Sedangkan kucing-kucing bebas berkeliaran di dalam maupun luar rumah. Herannya sepanjang hidup memiliki anjing dan kucing, belum pernah menemukan kedua jenis hewan ini bertengkar layaknya musuh. Malah pernah seekor kucing kami yang kehilangan induknya menyusu ke anjing serta menjadikan anjing sebagai teman bermain.

Suatu waktu, papa bertugas lama ke luar negeri. Hampir sebulan beliau pergi. Saat itu musim hujan. Tidak lama setelah papa pergi, kedua anjing Dalmatian itu sakit. Masih mau diajak bermain oleh adik-adik tetapi tidak segesit sebelumnya.

Malam itu hujan turun seperti dicurahkan dari langit, disertai petir sambar menyambar. Keesokan paginya, saya kaget saat mengetahui bahwa salah seekor Dalmatian mati terkapar di kandangnya. Siangnya yang seekor lagi menyusul mati. Adik-adik menangis karena teman bermainnya tidak ada lagi. Tinggallah si Pekingese dan kucing-kucing.

Mama berkata, bahwa semalam petir telah menyambar Dalmatian kami. Kami pun percaya walaupun sedih setengah mati.

Bertahun-tahun kemudian, Mama membuka rahasia. Ternyata Dalmatian itu mati karena sakit bukan karena disambar petir. Mama tidak berani mengatakan hal yang sebenarnya ke Papa. Huaaaa ternyata kami adik beradik dibohongi.

Pekingese itu hidup lama, bahkan ikut pindah ke rumah yang sekarang di Jakarta Timur. Mati karena usia tua. Setelah itu ganti berganti hewan hadir dalam keluarga kami. Hanya jarang sekali kami memiliki anjing ras yang repot mengurusnya. Umumnya anjing dan kucing kampung.

Pernah sekali, saya yang masih polos bertanya ke Papa.

"Pa, ini kucing jenis apa sih?" kata saya sambil mengelus kucing berbulu agak panjang yang baru saja kami miliki.

"Kamp Cat," kata Papa sambil tersenyum jahil.

"Lho kok sama kayak si Pluto anjing kita. Kata Papa itu jenis Kamp Dog. Memang ada ya jenis yang sama untuk anjing dan kucing?" tanyaku memprotes.

"Ada dong. Kan kamp itu singkatan dari kampung! Jadi yang kalian miliki ini anjing dan kucing kampung!" jelas Papa seraya tertawa terbahak-bahak.

Jiaahhhh dikerjain lagi deh sama Papa.

Sewaktu adik bungsu si nomor 4 masuk TK, kami kembali memiliki anjing ras jenis Labrador berwarna hitam. Anjing ini sangat ramah dan menganggap si bungsu sebagai tuannya. Pagi hari saat bungsu berangkat sekolah, dengan setia si Blacky sang Labrador mengantar hingga ke ruangan kelas dan kembali lagi ke rumah. Jam pulang sekolah, Blacky sudah menunggu di gerbang rumah.

Si bungsu langsung tenar di kalangan teman sekelasnya karena memiliki anjing hitam besar yang bahkan lebih besar dari tubuh anak-anak TK. Tentu saja tidak ada satu temannya yang berani mengganggu.

Blacky hidup cukup lama, dan mati saat si Bungsu hampir selesai kuliah.

Setelah Papa berpulang ke hadiratNYA, satu persatu hewan-hewan peliharaan di rumah kami mati. Seluruh hewan yang ada saat Almarhum Papa masih hidup ikut menyusul. Hingga untuk beberapa waktu rumah kosong tanpa satu ekor hewan pun.

Dikarenakan rumah sudah dikenal sebagai rumah dokter hewan, pasti ada saja orang yang menaruh anjing atau kucing yang tidak dikehendaki di depan rumah. Akhirnya kami memiliki anjing dan kucing lagi. Tetapi tidak pernah sebanyak dulu.

Anjing yang saat ini kami miliki juga sudah cukup tua dan sudah buta. Rasa-rasanya setelah dia mati, kami tidak berniat memelihara anjing lagi. Kesibukan menghalangi kami untuk bisa merawat anjing seperti dulu.

Kucing saat ini ada 4 ekor dewasa, 1 ekor ABG dan 2 ekor bayi. Kesemuanya setiap pagi mengikuti kemanapun saya pergi dan tidak akan beranjak hingga diberi makan.

Sehingga setiap pagi, saya memberi makan mereka dulu sebelum memasak sarapan dan bekal sekolah anak-anak. Jam 4 paling lambat mereka sudah sarapan. Kamu pasti belum bangun kan jam segitu? Kucing-kucingku sudah sarapan lho hehehe ...

Si BUBU ...indukan seluruh kucing yang ada di rumah saat ini. Hobinya, duduk di atas laptop. Sepertinya dia tidak menghendaki saya kelamaan di depan laptop hahaha ...



#OneDayOnePost
#MaretCeria
#hari_keduapuluhempat











Senin, 29 Februari 2016

BUKAN HARI BIASA (SEKILAS KARANTINA)

BUKAN HARI BIASA
(SEKILAS KARANTINA)
- Julia Rosmaya

Bandara Adi Sumarno agak sepi hari ini, Rati baru menandatangani dua dokumen karantina. Waktu piketnya masih lama berakhir, dia berharap tidak ada kejadian aneh di jam piketnya. Lelah rasanya menghadapi pengguna jasa yang sok tahu dan sok keminter tapi sebenarnya hanya tidak ingin mematuhi aturan.

Sesosok lelaki dengan baju safari berwarna gelap mendadak muncul di konter depan. Tubuhnya tegap dengan rambut cepak seperti tentara, sikap badannya menguarkan aura resmi. Suara bariton yang tegas mengusik rasa ingin tahunya. Rati pun melangkah ke konter depan. Sekilas didengarnya bahwa bapak Presiden memohon pemeriksaan karantina untuk burung-burungnya yang akan di bawa ke Jakarta.

Burung Presiden? Wah ini berita besar, Rati mempercepat langkahnya. Dilihatnya petugas konter menerima beberapa dokumen dan sebentuk flashdisk dari lelaki itu.

"Selamat siang pak. Ada yang bisa saya bantu?" tegurnya ramah ke lelaki itu.

"Iya bu, kami mewakili bapak Presiden. Bapak berencana membawa beberapa ekor burung ke Bandara Halim Jakarta dengan pesawat kepresidenan. Rencananya burung-burung tersebut akan dilepas di Istana Bogor bu," jawab lelaki itu.

"Wah hebat sekali Bapak Presiden kita, berkenan mematuhi aturan. Apakah dokumen-dokumen yang diperlukan sudah dilengkapi pak? Boleh saya tahu nama Bapak siapa?", tanya Rati lagi semakin antusias. Ternyata hari ini ada kejutan yang menyenangkan. Melakukan pemeriksaan burung milik Presiden bukan merupakan hal yang biasa dilakukannya.

"Saya Martono bu. Apakah ibu dokter hewan yang akan melakukan pemeriksaan? Tadi dokumen sudah saya serahkan ke bapak petugas yang disana," sahut pak Martono sambil menunjuk pak Adi rekan Rati.

"Iya pak, saya dokter hewan piket hari ini. Saya yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan burung-burung Bapak Presiden nanti. Silahkan Bapak menunggu, kami akan melakukan pemeiksaan dokumen terlebih dahulu. Oh iya pak, tadi saya lihat ada flasdisk, isinya apa pak?" kata Rati lagi sambil meraih flashdisk dari atas tumpukan dokumen.

"Oh itu bu dokter, saya juga kurang tahu apa isinya. Tadi diberikan oleh petugas yang mengurus burung. Menurut beliau, data-data burung yang akan dikirim ada di dalam flashdisk tersebut," kata pak Martono sambil menunjuk flashdisk yang dipegang Rati.

"Baiklah pak, kami akan cek data-data yang ada dalam flashdisk ini. Silahkan Bapak menunggu di sana pak," kata Rati sambil menunjukkan sofa ruang tunggu.

Dengan sigap, dibukanya dokumen yang terdapat di dalam flasdisk. Isinya ternyata hasil scan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengiriman burung. Dibacanya sekilas dokumen yang ada, Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dinas Peternakan Solo, Surat Keterangan bebas Avian Influenza (AI) serta data-data jenis, jumlah dan warna burung yang akan dikirimkan.

"Pak Adi, lihat ini ... Hebat sekali petugas administrasi kepresidenan, mereka menyempatkan diri untuk men-scan dokumen yang ada," Rati memanggil pak Adi sambil menunjukkan layar monitor komputer.

"Iya dok, ini dokumen juga sudah saya periksa. Semua lengkap dan sesuai aturan. Sepertinya Kepala Balai harus diberitahu soal ini dok. Jarang-jarang lho Presiden meminta tindakan karantina untuk burungnya," kata pak Adi sembari memasukkan data yang ada di dokumen ke aplikasi Karantina Hewan.

Rati tersenyum, diraih telpon genggamnya. Diketik beberapa kalimat pemberitahu ke Drh. Ana, kasie Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Yogyakarta. Bandara Adi Sumarno Solo merupakan wilayah kerja BKP Kelas II Yogyakarta. Pesan yang sama disampaikan ke staf humas kantor, mereka harus tahu kejadian ini.

Tindakan selanjutnya adalah mengambil darah burung-burung itu serta melakukan pemeriksaan fisik. Darah yang diambil akan diuji menggunakan test kit untuk memastikan burung-burung tersebut terbebas dari penyakit AI atau flu burung. Rati masuk ke dalam ruangan, diambilnya peralatan untuk pemeriksaan. Diliriknya kopi yang sudah mulai dingin di meja. Dia baru ingat bahwa tadi dia memesan kopi hitam tanpa gula untuk pengusir kantuk. Segera dihabiskannya kopi itu dan Rati melangkah keluar.

Hari ini akan menjadi sejarah karirku, gumam Rati riang.



#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_keduapuluhtiga
#MaretCeria
#Tugas_minggu_pertama




Ditulis berdasarkan berita di bawah ini

Kirim Puluhan Ekor Burung dari Solo, Presiden Periksakan di Karantina Pertanian

Solo (25/1) - Setelah memborong puluhan burung di Pasar Burung Depok, Solo keluarga orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi mengirimkannya ke Jakarta.

Prosedur pemeriksaan karantina menggunakan jalur biasa, demikian menurut dokter hewan Adri Susiani, petugas medik veteriner Balai Karantina Pertanian Yogyakarta, Wilker Bandara Adi Sumarmo Solo. Ada 30 ekor burung Jalak Kapas, 50 ekor burung Cucak Keling dan 6 ekor burung Merpati yang akan dilepasliarkan di istana merdeka dan istana Bogor.

Pemeriksaan kesehatan hewan yang dilakukan petugas Karantina Pertanian guna memastikan hewan tersebut sehat dan aman, terutama antisipasi virus flu burung. Puluhan burung ini dinyatakan sehat, dan segera dikeluarkan Sertifikat Kesehatan Hewan.

Walau diperlukan waktu cukup lama dalam pemeriksaan fisik , namun seluruh prosedur tetap dilakukan, tambah Adri.
Menjadi kebanggaan bagi petugas Karantina Pertanian membantu menjamin hewan peliharaan Keluarga Presiden sehat dan aman bagi lingkungan.

Petugas Karantina Pertanian berada diseluruh pintu masuk dan keluar wilayah NKRI, bertugas memeriksa dan memastikan hewan dan tumbuhan yang dilalulintaskan aman dan sehat sehingga terjaga kekayaan sumber daya hayati Indonesia, nomor. 2 terbesar di dunia.

Humas Karantina Pertanian

Jumat, 26 Februari 2016

GELAR TIKAR DI ODOP

GELAR TIKAR DI ODOP
- Julia Rosmaya

Akhir Januari kemarin saya memutuskan untuk bergabung di komunitas One Day One Post (ODOP) yang digagas oleh Bang Syaiha. Sejak bergabung dengan komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) kemudian menjadi murid Sekolah Perempuan (SP) keinginan untuk bisa menulis setiap hari selalu gagal. Banyak hal yang akhirnya menjadi alasan untuk tidak menulis di blog setiap hari.

Menulis bagi saya adalah salah satu cara untuk meredakan gejolak hati, meredam amarah, meniadakan gundah serta berbagi tawa. Banyak keinginan terpendam yang belum terlaksana, salah satunya memiliki buku karangan sendiri. Draft novel ada beberapa..., selesai? BELUM !! hiks. Selepasnya dari masa pelatihan di SP dulu seharusnya novel saya sudah berjaya di toko buku seperti beberapa alumni SP yang seangkatan. Tapi hingga sekarang, novel itu masih duduk manis di folder laptop saya.

Setahun lalu, saya sudah mencanangkan... Ayo menulis setiap hari, ayo isi blog minimal 3 kali seminggu, ayo bikin artikel, ayo bikin cerpen!! Hasilnya? Ada beberapa yang sudah saya kirim ke media cetak walau belum dimuat. Beberapa kali menghadiri acara temu penulis, pulang dari situ langsung semangat ... setelah itu? Melempem seperti krupuk dalam kaleng yang lupa ditutup.

Kesibukan kuliah saya jadikan alasan untuk menunda keinginan menulis setiap hari. Alasan demi alasan tercipta. Hasilnya? Selama tahun 2015, blog saya hanya terisi 36 postingan yang artinya hanya 3 setiap bulan. Jauh di bawah target yang 3 postingan per minggu.

Awal tahun 2016, saya bertekad lagi untuk menulis setiap hari. Tetiba mata tertumbuk pada tulisan Bang Syaiha mengenai ODOP. Wah, mungkin ini merupakan jawaban dari keinginan saya. Saya pun melayangkan pesan dan terdamparlah saya di dunia ODOP.

Awal memulai tentu saja agak susah. Bang Syaiha berkata bahwa waktu terbaik bagi dia untuk menulis adalah saat pagi, sebelum memulai aktivitas. Pagi hari adalah waktu yang paling sibuk bagi saya sebagai emak-emak. Bangun setiap hari pukul 3.30 dan langsung berdiri di depan kompor. Jam 5.30 sudah siap berangkat. Lah kapan nulisnya hahaha ...

Untunglah di jaman telepon pintar ini, menulis bisa dilakukan kapan saja dimana saja. Saat duduk manis di APTB menuju Bogor, di tengah macet menuju kantor di Cibitung, leyeh-leyeh di kasur samping suami ... menulis ... menulis dan menulis.

Sebenarnya dari dulu, saya adalah tipe pengamat. Terkadang saya dapat ide dari hal-hal unik sepanjang perjalanan atau saat berinteraksi dengan orang lain. Beberapa hal unik dari perjalanan harian saya dari Jakarta ke Merak saat bertugas dulu disana, sudah saya tuangkan dalam tulisan dan bisa di baca disini part 1; part 2; part 3; part 4; dan edisi ramadhan.

Kebiasan menjadi pengamat lingkungan semakin saya asah untuk mendapatkan ide. Terkadang melalui chatting dari grup ke grup didapatkan ide. Mendengar satu kalimat terucap dari seseorang seperti menyalakan lampu LED di kepala dan saya pun menulis.

Hingga sekarang, baru sekali saya tidak menulis, itu pun segera saya bayar di hari berikutnya. Adanya kewajiban blog wallking ke peserta ODOP lain juga semakin menggairahkan semangat saya untuk menulis. Beberapa teman meninggalkan komentar di blog dan saya merasa sangat berterima kasih. Melihat jumlah pengunjung harian yang bertambah ... ahhh rasanya saya merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia.

Ditambah lagi, keakraban penghuni dunia ODOP membuat saya menjadi betah bergabung di komunitas ini. Variasi peserta yang beragam mulai dari anak SMP yang masih diberi uang jajan, emak-emak yang iseng membuat biro jodoh, hingga jomblowan dan jomblowati yang pasrah dikerjain. Gelaran tikar di ODOP sering dimulai selepas Isya hingga malam, menu yang dihidangkan bermacam-macam, mulai dari cara mempercantik blog, memperoleh uang dari blog, tips kepenulisan dan masih banyak lagi. Rasanya saya menemukan dunia baru disini. Dunia ODOP.

Walau gelaran tikar ini akan segera berakhir (ODOP hanya berlangsung selama 4 bulan), saya yakin bahwa saya akan tetap menulis setiap hari ... HARUS! Dan novel saya akan beredar di tangan peserta ODOP sekalian ... Aamiin ...


#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_keduapuluhdua





Kamis, 25 Februari 2016

LONG DISTANCE MARRIED - TIPS ALA PETUGAS KARANTINA (PART 1)

LONG DISTANCE MARRIED
TIPS ALA PETUGAS KARANTINA (PART 1)
- Julia Rosmaya

Petugas Karantina Pertanian adalah PNS pusat yang ditempatkan di seluruh Indonesia. Sebagai resiko penempatan adalah berpisah dari keluarga demi tugas negara. Banyak di antara kami yang harus mengalaminya. Tidak hanya setahun dua tahun, tetapi sepanjang usia pernikahan. Bertemu anak dan atau pasangan seminggu sekali hingga setahun sekali jamak bagi kami.

Banyak hal-hal unik dialami mereka yang terpaksa harus mengalami long distance married (LDM) ini. Banyak cara pula untuk menyiasatinya. Ngomomg-ngomong yang akan dibicarakan disini berlaku untuk pasangan yang telah menikah ya, bukan yang LDR (Long Distance Relationship) alias pacaran.

1. Komunikasi
Pasangan yang terpisahkan tentu saja memiliki kebutuhan dasar untuk selalu berdekatan. Salah satu caranya adalah dengan berkomunikasi via suara. Rumah kontrakan atau kamar sewa tidak semuanya memiliki telepon. Dulu untuk memenuhi kebutuhan komunikasi, wartel menjadi tempat yang paling dicari untuk melepaskan rindu. Biaya berkomunikasi melalui wartel tentu saja tidak sedikit, sedangkan gaji sebagai PNS tidak seberapa. Akhirnya yang menjadi sasaran adalah telepon kantor.

Tagihan telepon kantor yang membengkak ini sudah pasti membuat para bos berjingkrak marah. Tetapi kebiasaan menggunakan telepon kantor untuk menghubungi keluarga juga sukar dicegah. Memang merugikan negara secara tidak langsung, tetapi banyak bos yang akhirnya maklum.

Saat ini, semakin mudah untuk berkomunikasi menggunakan telepon pintar. Ada banyak media komunikasi yang dapat digunakan, mulai dari WhatsApp, Telegram, HangOut, Line, Messenger FB atau yang sudah jarang digunakan Yahoo Messenger. Telepon kantor sudah jarang disalahgunakan, saat ini yang paling dicari adalah fasilitas WIFI kantor.Bagaimanapun juga biaya pulsa untuk internet cukup lumayan. Sehingga bila ada fasiltas gratis tentu saja akan banyak dicari.

Selain fasilitas WIFI, kebutuhan akan listrik bagi telepon genggam juga sangat penting. Jangan sampai saat istri/suami/anak menelpon tidak bisa diangkat karena batere sudah sekarat.

Komunikasi tidak hanya terbatas via suara, tetapi juga video dan gambar. Penggunaan skype atau fasilitas video dipergunakan semaksimal mungkin. Fasilitas kamera pada telepon genggam juga selalu digunakan para pasangan ini.

A : Sayang, aku lagi di pelabuhan nih. Barusan nangkap orang yang bawa burung dalam botol Aqua. Lihat deh fotonya. Kasihan burungnya, hampir mati.

Images sent ...

B : Ih sayang, lucu banget burungnya. Tega amat sih orang yang mau nyelundupin. Bisa mati kan burungnya. Sebentar, aku mau kasih lihat fotonya sama si Upik

A : Iya kasih lihat deh, Upik kan suka sama hewan kayak papanya

B : Kata anakmu, burungnya buat Upik aja. Besok kalau papa datang dibawa.

A : Hahaha gak bisa ... bilang sama Upik ya sayang, itu burung langka gak bisa dibawa pulang. Ini Papa kirim videonya aja buat dilihat Upik ya sayang

Video sent ...


Percakapan di atas umum terjadi pada pasangan LDM. Koleksi gambar, video yang dikirim dan diterima mungkin sudah beratus-ratus GB saking banyaknya. Gambar dikirim mulai dari foto selfie, wefie, hingga foto yang bukan untuk komsumsi publik.

Fasilitas pengiriman audio juga sering digunakan para pasangan ini. Lagu-lagu romantis dikirimkan, nada dering dibuat sesuai suasana hati.
Lagu Dekat Di Hati oleh RAN mungkin bisa mewakili suara hati para pasangan LDM ini.

dering telfonku membuatku tersenyum di pagi hari
kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
tawa candamu menghibur saat ku sendiri

aku di sini dan kau di sana
hanya berjumpa via suara
namun ku selalu menunggu
saat kita akan berjumpa

meski kau kini jauh di sana
kita memandang langit yang sama
jauh di mata namun dekat di hati


Seorang pasangan LDM berkata bahwa singkatan LDM yang lebih tepat adalah Life Depend on Mobile phone!

2. Topik pembicaraan
Topik pembicaraan mereka yang LDM biasanya tergantung usia pernikahan. Pasangan yang baru menikah, topik utama tentu saja cinta dan kerinduan serta mimpi-mimpi untuk satu rumah suatu hari.

Seiring usia pernikahan dan usia anak, topik yang dibicarakan akan berganti. Mulai dari kelucuan bayi dan balita hingga kekesalan dan curhat panjang lebar menghadapi kenakalan anak; genteng rumah yang bocor tapi tidak bisa diperbaiki hingga Papa pulang; keluhan mengenai si ABG yang ngambek tidak jelas juntrungannya; hingga ketidaksabaran kepastian mutasi untuk bisa bersama.

Bagi pasangan yang secara sadar memilih untuk tetap berpisah, biasanya akan lebih bisa menerima keadaan. Tetapi bagi pasangan yang tidak bisa menerima kenyataan harus terpisahkan, maka keluhan panjang kali lebar serta pertanyaan kapan kita bersama adalah menu harian pembicaraan.

Banyak di antara petugas karantina memiliki pasangan yang juga bekerja sebagai petugas karantina, hanya beda UPT (Unit Pelaksana Teknis). Biasanya mereka akan lebih memahami kesibukan pasangannya. Malah terkadang, sang pasangan lebih memahami gosip di kantor UPT istri/suami-nya daripada si pegawai sendiri.

Saya bertemu dengan istri dari X, petugas karantina di kantor. Kagetlah saya saat sang istri mengetahui cerita dan fakta di kantor yang bahkan saya sendiri tidak tahu. Ternyata info tersebut didapatkan dari sang suami. Sang suami rajin bercerita ke istrinya mengenai kejadian lucu, absurd bahkan kategori rahasia yang terjadi di kantor. Jadi berhati-hatilah menyimpan rahasia kantor dari pasangan LDM ya hahaha...

3. Mudik
Bagi pelaku LDM, deretan tanggal merah di kantor adalah hal yang paling menyenangkan. Berburu tiket murah untuk long weekend jauh hari sebelumnya menjadi kegiatan utama pembunuh waktu. Di antara mereka, nomor agen tiket atau situs website penyedia tiket murah tersimpan dengan rapi di memori telpon genggam.

Sebagian besar dari pasangan LDM berada di pulau Jawa dan pelatihan-pelatihan karantina berlokasi di pulau Jawa juga. Sehingga info pelatihan selalu dicari. Kepala UPT yang bijak biasanya akan menggilir pegawainya yang LDM untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut, sehingga transportasi gratis pulang ke rumah bisa didapatkan.

Kepala UPT biasanya juga memberi dispensasi beberapa hari sejak pelatihan berakhir untuk dimanfaatkan bersama keluarga. Bagi UPT kecil dengan jumlah pegawai terbatas, kesempatan bisa pulang menemui keluarga dengan gratis beberapa kali dalam setahun dengan mudah didapatkan.

4. Menjaga cinta
Jarak terkadang bisa memudarkan cinta. Bagaimanapun kehadiran dan sentuhan fisik diperlukan dalam pernikahan. Untuk itu banyak pasangan yang berusaha menjaga api cinta tetap menyala dengan rutin mengirimkan kata-kata romantis, kejutan-kejutan manis dan cara-cara lainnya.

Seorang teman pernah mendapatkan buket bunga mawar cantik dari suaminya yang dipesan melalui teman kantor si istri. Seorang suami mendadak kaget saat masuk ruang kerjanya mendapati kue ulang tahun spesial yang dikirim melalui pemesanan online.

Rasa percaya adalah kunci utama bagi pasangan LDM. Tidak adanya rasa percaya akan membuat jarak yang ada menjadi semakin jauh. Menghalau godaan yang datang saat jauh dari pasangan adalah hal yang berat bagi pasangan LDM

5. Membunuh sepi
Seusai kerja, adalah saat yang paling menyiksa bagi pelaku LDM. Sendiri dan sepi sangat terasa, untuk itu banyak hal yang dilakukan antara lain...

Bersambung ke Part 2


#BarantanKerenBanget
#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_keduapuluhsatu












Selasa, 23 Februari 2016

ANJING GILA


ANJING GILA
-Julia Rosmaya

Tahukah anda mengenai penyakit anjing gila?

Penyakit anjing gila atau Rabies adalah penyakit yang menyerang anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya, gejalanya bersifat akut. Disebabkan oleh virus dari family Rhabdoviridae dan menyerang susunan syaraf pusat. Rabies dapat menyerang manusia melalui gigitan hewan tertular.

Jumlah kematian manusia akibat Rabies di Indonesia lebih besar dari penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI). Sayangnya penyakit ini masih diabaikan oleh sebagian besar dari kita.

Bila anda memiliki jaringan internet yang kuat, cobalah cari video mengenai penyakit Rabies pada manusia. Saat menonton video-video tersebut, siapkan mental anda. Proses kematian akibat Rabies sangatlah miris. Manusia bertingkah laku seperti anjing, bahkan ada manusia yang melolong dengan busa air liur di sekitar mulutnya. Kabarnya kisah manusia "Werewolf" jaman dulu itu bermuasal dari penyakit Rabies ini. Saat itu Rabies belum dikenal, sehingga bila ada manusia terkena Rabies, dengan tingkah laku seperti anjing maka dianggap sebagai jelmaan anjing atau serigala. Tapi tentu saja kebenaran cerita ini masih diragukan.

Bagaimana kita bisa tertular Rabies? Melalui gigitan anjing, kucing, kera dan sebangsanya yang terkena Rabies. Jilatan hewan tertular pada kulit manusia yang luka juga dapat mengakibatkan virus berpindah ke tubuh kita. Kematian manusia dan hewan yang positif terkena Rabies hampir 100 persen. Tetapi penanganan luka gigitan yang baik serta suntikan anti Rabies (serum dan vaksin), segera setelah digigit membantu mencegah virus masuk dan menyebar.

Penanganan luka gigitan antara lain bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun. Keberadaan sabun sangat penting untuk membunuh virus. Gosoklah seluruh luka secara merata dengan sabun dan air selama beberapa menit. Bila ada darah pada luka, usahakan untuk mengeluarkan darah sebanyak-banyaknya. Setelah itu segera pergi ke dokter.

Anda harus waspada bila berada di daerah Rabies dan tergigit anjing, kucing, kera dan sebangsanya. Daerah yang berwarna merah adalah daerah wabah, sedang daerah yang berwarna kuning adalah daerah tertular Rabies.

Daerah wabah meliputi Bali, Nusa Tenggara Timur (kecuali daratan Kupang) dan pulau Nias. Daerah tertular meliputi pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa Barat.

Daerah yang berwarna hijau yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Barat masih bebas dari Rabies hingga saat ini.

Untuk daerah lain yang berwarna abu-abu (DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur) adalah daerah yang berhasil dibebaskan dari Rabies melalui program vaksinasi.

Lalu apa bantuan kita sebagai orang awam untuk mencegah penyakit Rabies ini menular?

Pertama, vaksinasi anjing, kucing dan kera anda dengan vaksin Rabies setahun sekali. Serta periksa kesehatannya secara berkala ke dokter hewan atau Dinas yang berwenang. Di beberapa daerah terdapat program vaksinasi Rabies gratis, ikut sertakan hewan peliharaan anda.

Kedua, jangan membawa anjing, kucing, kera dari daerah wabah ke daerah bebas. Misalnya anda membawa anjing dari Bali ke Jakarta. Hal ini tidak diperbolehkan karena Bali merupakan daerah wabah sedangkan Jakarta adalah daerah bebas Rabies. Tidak diperbolehkan anjing, kucing, kera dan sebangsanya untuk masuk dan keluar ke dan dari daerah wabah. Lalulintas hewan-hewan tersebut ditutup.

Ketiga, diperbolehkan membawa anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya ke daerah bebas dengan vaksinasi (pada peta adalah daerah dengan warna abu-abu), dengan persyaratan hewan telah divaksinasi dan hasil uji titer antibodi hewan tersebut memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

Untuk daerah yang berwarna hijau, hanya diperbolehkan membawa anjing, kucing, kera dan sebangsanya bila berasal dari daerah hijau juga. Contoh untuk membawa anjing ke Papua hanya diperbolehkan bagi anjing yang berasal dari Nusa Tenggara Barat atau pulau Belitung. Bila berasal dari daerah berwarna abu-abu maka anjing tersebut tidak diperbolehkan masuk.

Keempat, laporkan dan serahkan anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya ke petugas Karantina Hewan di pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan Bandara sebelum dibawa masuk kapal laut, kapal Fery atau pesawat terbang. Petugas akan memeriksa kelengkapan dokumen dan melakukan tindakan karantina. Hewan yang akan dilalulintaskan wajib dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan dari dokter hewan dari dinas berwenang. Untuk hewan yang berasal dari daerah tertular atau daerah bebas dengan vaksinasi maka wajib dilengkapi dengan buku vaksin Rabies dan hasil uji titer antibodi protektif.

Ingat, walau hanya SATU ekor anjing atau kucing atau kera, anda wajib melapor ke petugas Karantina untuk dilakukan tindakan. Anda tidak ingin kan kerabat anda terkena Rabies dan mati dengan miris?

Bantu kami, petugas Karantina Hewan dengan melapor dan menyerahkan hewan yang anda bawa. Kami ada di seluruh pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan bandara di seluruh Indonesia.

Untuk keterangan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami di
FB : Humas Karantina
Twitter : @humaskarantina
Website : http://karantina.pertanian.go.id/


#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_kesembilanbelas

Senin, 22 Februari 2016

PULPEN

PULPEN
- Julia Rosmaya

Rogoh sana sini, kemudian garuk-garuk hijab mencari pulpen biasa terjadi pada saya. Dicari di antara saku-saku tas tidak ada. Dicari di antara lipatan buku juga tidak ada. Selalu begitu, saya dan pulpen.

Pernah sengaja membeli tempat yang cantik, semua pulpen, pensil, penghapus, flashdisk masuk kesitu semua. Yang terjadi? Tempat cantik itu hilang atau ketinggalan!! Akhirnya kembali ke kebiasaan lama. Cemplang cemplung pulpen dan pensil ke dalam tas.

Akibatnya, banyak kejadian memalukan terjadi hiks.

Suatu hari saat menghadap dosen. Bu dosen sambil membolak balik draft proposal saya langsung memperbaiki saat itu juga. Otomatis harus langsung ditulis dong. Paniklah saya mencari pulpen. Bongkar sana sini tidak ketemu juga di dalam tas. Akhirnya dengan muka penuh kesabaran si ibu memberikan pulpennya ke saya. Saya? Mau tenggelam ke bumi ...

Dulu sekali, saat masih menjadi reporter tabloid kampus. Berhasil menemui seorang narasumber yang sangat susah diwawancara. Sekali lagi, saya bolak-balik rogoh tas, dimana pulpenku... huhuhu. Keringat sudah sebiji jagung. Mendadak teman saya, mengulurkan tangan hendak menyentuh dada saya ... ups ... saya langsung menghindar. Ealah ternyata disanalah pulpen itu nangkring. Di saku dada kiri.

Ngomomg-ngomong tahukah anda, bahwa penggunaan kata pulpen itu salah. Kata yang benar seharusnya bolpen dari kata ballpoint. Entah bagaimana ceritanya menjadi pulpen.

Kejadian terakhir, saat hendak ujian kualifikasi tulis untuk menjadi kandidat doktor. Kepala sudah mau meledak karena stress. Kami sudah bersiap di ruangan. Saya melirik teman saya. Di atas mejanya berderet dua buah pulpen, 1 pensil, penghapus pensil dan tip-ex. Melihat itu pertama kali, otak saya belum bekerja. Lirikan kedua saya mendadak tersadar. Saya tidak bawa pulpen ... oh tidaaaak... Maka berlarilah saya turun dari lantai 4 untuk membeli pulpen. Ngos ngosan ya sudahlah... Syukurlah ujian dapat dilewati dengan lancar.

Saya bertekad untuk menaruh pulpen di setiap saku tas, di dalam dompet dan di semua barang yang saya bawa. Semoga saja berhasil ... hehehe...


#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_kedelapanbelas



Jumat, 19 Februari 2016

CUCIAN

CUCIAN
-Julia Rosmaya

Kuliah lagi di usia yang tidak lagi muda ternyata memberikan dampak nyata terhadap otak dan tubuh. Dulu saat masih S1 di Yogya, belajar hingga larut malam, kurang tidur lalu harus praktikum tidaklah terlalu membuat fisik terkapar kelelahan. Rasa lelah tetap ada tapi tidak terlalu dirasakan dampaknya.

Sewaktu menempuh pendidikan S2, pekerjaan yang berat secara fisik sebagai dokter hewan karantina di pelabuhan Merak membuat tubuh terbiasa saat harus belajar hingga larut malam. Walau saya juga tidak terlalu ngoyo belajar hingga dini hari bila mau ujian.

Seiring usia, belajar hingga larut malam bukanlah pilihan. Jam 22 rasa ngantuk sudah tak tertahankan. Saya memilih bangun pagi dan segera berangkat serta membuka-buka buku di bis daripada harus tidur hingga larut malam. Kemampuan otak untuk menghafal juga sudah menurun. Saya lebih baik berusaha menangkap maksud suatu kalimat dan menuliskannya dalam bentuk lain.

Hal yang paling terasa saat ini adalah, dampak ke tubuh setelah ujian. Saat memikirkan jawaban, otak serasa diperas seperti cucian di ember yang hendak dijemur. Selesai ujian, rasanya seperti cucian yang sudah mengering di tali jemuran. Kering dan tak berdaya saat ditiup angin. Menurut saja kemana angin berhembus. Bila angin terlalu kencang dan memaksa sang cucian kering untuk terbang ke atap tetangga, tiada daya lagi untuk melawan. Beda dengan cucian basah yang masih bisa melawan tiupan angin karena masih berat mengandung air.

Hingga beginilah rasanya menjadi saya sehabis ujian. Tak berdaya dan remuk redam seluruh tubuh. Padahal perjalanan masih panjang, masih jauh tingkatan-tingkatan yang harus ditempuh.

Semangatlah Maya, ini baru 2 tahapan. Delapan tahapan di depan pasti bisa dilalui ...


#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_ketujuhbelas
#analogi
#tugas_minggu_ketiga

KURSI MERAH

KURSI MERAH
- Julia Rosmaya

TransJakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004. Beberapa orang masih salah kaprah menggunakan istilah Busway untuk angkutan umum ini. Padahal, busway adalah jalur yang digunakan untuk TransJakarta (TJ).

Tahukah anda bahwa TJ memiliki jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam.

Buat banyak orang naik TJ adalah piihan utama, tapi tidak untuk orang-orang yang senang duduk nyaman di kendaraan ber-AC. Kapasitas tempat duduk di TJ terbatas, lebih banyak tempat untuk penumpang berdiri. Di saat jam sibuk, jangan harap bisa berdiri dengan nyaman. Bisa dapat pegangan saja sudah syukur. Untuk orang-orang yang tidak kuat berdiri lama atau menaiki tangga halte TJ yang berlika-liku itu maka TJ bukanlah pilihan. Mereka tetap akan memilih duduk manis sambil kipas-kipas di mikrolet daripada berdiri lama di TJ yang berpendingin udara.

TJ sudah memisahkan kompartemen untuk lelaki dan perempuan demi kenyamanan. Apakah anda sering memperhatikan ada beberapa kursi berwarna merah di bagian perempuan? Kursi yang sengaja ditempatkan di dekat pintu itu adalah kursi prioritas yang diperuntukkan untuk manula, ibu hamil dan ibu yang membawa anak kecil.

Sayangnya, kursi-kursi merah ini sering disalahgunakan oleh banyak orang. Mbak-mbak cantik segar bugar sengaja menduduki kursi tersebut dan berlagak tidak peduli pada penumpang yang membutuhkan. Hingga kondektur TJ seringkali harus menegur dan meminta kursi prioritas itu diberikan pada para penumpang khusus.

Di bagian laki-laki juga sering banyak perempuan yang meminta duduk. Padahal tidak semua laki-laki kuat berdiri lama. Bagi laki-laki yang sudah berumur atau memiliki sakit tertentu, berdiri lama adalah siksaan.

Saya sebagai perempuan tetap memilih berdiri di bagian depan bus TJ walaupun bagian belakang yang merupakan bagian khusus lelaki tampak lengang. Perempuan sering menuntut persamaan hak, tetapi saat di kendaraan umum seperti ini yang dikedepankan adalah rasa ego. Saya perempuan, maka saya berhak duduk. Kamu lelaki silahkan berdiri saja. Wah ... menurut saya ini adalah sikap yang salah kaprah.

Terkecuali, ada lelaki yang memanggil saya dan memberikan tempat duduknya. Nah itu berbeda. Rejeki jangan ditolak hahaha... Tetapi untuk sengaja pergi ke bagian lelaki dan meminta duduk dari mereka, tidak akan pernah saya lakukan.

Kembali ke kursi merah tadi, sesama wanita biasanya lebih kejam ke wanita lain. Mereka cenderung masa bodoh ada perempuan hamil atau ibu-ibu tua yang tidak kuat berdiri lama.

Saya selalu menghindari duduk di kursi merah. Walaupun warna merah adalah warna favorit saya ... hahaha. Saya merasa tidak pantas duduk di kursi itu. Anak-anak juga saya ajarkan bahwa kursi merah ini bukan kursi untuk mereka duduki. Lebih baik cari kursi lain atau berdiri.

Sayangnya penumpang prioritas terutama ibu-ibu yang membawa anak usia balita juga sering mengedepankan egonya. Mereka meminta 2 tempat duduk. Satu untuk sang ibu dan satu lagi untuk balitanya. Bila bis dalam keadaan lengang tidak masalah, bila penuh? Bukankah lebih elok bila si balita dipangku? Toh mereka juga biasanya melakukan hal yang sama bila naik mikrolet.

Ibu yang hamil muda biasanya memang belum terlihat, sebaiknya komunikasikan dengan kondektur untuk meminta kursi prioritas. Pasti kondektur akan mencarikan kursi untuk sang ibu. Tetapi untuk ibu hamil tua, saran saya bila memungkinkan jangan menaiki TJ di saat jam sibuk. Kursi prioritas jumlahnya terbatas, dan kondisi TJ yang padat membahayakan ibu hamil. Tetapi bila si ibu hamilnya seperti saya, tetap kuat secara fisik ya tidak masalah.

Waktu hamil anak kedua, saya pernah berdiri lama dari Pulogadung hingga Serang tanpa seorang pun memberikan tempat duduknya. Mungkin hanya dikira ibu gemuk bukan ibu hamil hahaha... untunglah fisik saya lumayan kuat.

Kemarin otak saya lelah, karena baru saja selesai ujian. Ternyata otak yang lelah membuat kondisi fisik remuk redam. Bus TJ yang saya naiki tidak terlalu penuh penumpang. Seperti biasa saya berdiri dan mengeluarkan novel untuk dibaca. Mendadak pundak dicolek seorang ibu yang seumuran saya dan dia memberikan tempat duduknya. Saya melongo ... apakah otak yang lelah ini memberikan dampak sebegitu mengerikan ke wajah saya sehingga saya dianggap ibu-ibu tua yang tidak kuat berdiri? Hahahaha ... saya mengucapkan terima kasih dan tetap memilih berdiri.

Bagaimana ya, diberi tempat duduk oleh orang seumur kok rasanya seperti justifikasi bahwa saya sudah tua ... Hahaha ...


#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_keenambelas

Pengikut