Senin, 16 Februari 2015

PERFECT MOMENT


Sebuah foto kursi kosong di bawah pohon yang terletak di pantai yang cantik saat senja, diunggah seorang teman di Facebook, disertai komentar bahwa dia berharap suatu hari nanti dapat melewatkan senja di kursi itu bersama yang tersayang.

Aku bertanya padanya, mengapa harus di pantai itu dia ingin melihat senja? Jawabnya, karena dia belum pernah berduaan dengan suami duduk di pantai itu pada saat matahari terbenam.

Kujawab dengan senyum, bukan lokasi yang penting untuk menciptakan momen indah bersama yang tersayang. Yang terpenting adalah bersama yang tersayang kita bisa menciptakan momen indah dimana saja dan kapan saja.

Karena ingatanku soal cerita momen indah malah bukan di lokasi yang indah, tetapi lokasi biasa saja. Hanya saat momen itu tercipta suasana atau dia yang bersama kita, membuat momen itu sangat berkesan serta sukar terlupakan

Seorang sahabat bercerita padaku soal momen indahnya. Saat itu dia sebut saja A, ingin sekali makan tongseng. Seseorang yang dekat dengannya sebut saja B, mengajak dia makan tongseng di warung biasa, bukan tempat makan yang mewah. Si B sebenarnya tidak suka tongseng tetapi dia tetap membelikan A tongseng dan duduk menemaninya makan sembari makan makanan lain. Saat makan itu A grogi berat. Kenapa, tanyaku saat dia bercerita, karena yang kutahu A adalah orang yang percaya diri, serta jarang grogi atau salah tingkah.

"Matanya itu May... , B memperhatikan aku makan dengan pandangan yang berbeda dari biasa. Kami sering makan berdua tetapi saat itu aku baru menyadari arti kata, mata adalah refleksi jiwa. Semua tertera di sana, cinta, perhatian dan janji-janji. Dan aku grogi. Hahaha ya grogi. Seorang aku yang biasanya cuek, masa bodoh dan tidak terlalu peduli dengan hal-hal semacam itu grogi hanya karena dilihat dengan mata yang 'berbicara'. Sampai tongseng itu hampir tidak tertelan saking groginya.”

Aku ikut tertawa membayangkan A grogi karena tatapan mata. Waktu kutanya, apakah B juga grogi. A berkata, bahwa baru kali itu melihat B dari kacamata yang berbeda. B yang percaya diri dan "lelaki" sekali.

"Momen itu gak akan terulang, warungnya gak oke, suasana gak romantic, aku grogi dan salah tingkah... Tapi saat itu akan kuingat terus," lanjutnya dengan mata berbinar.

Ada cerita lain dari sahabat yang berbeda mengenai momen indahnya. Saat makan siang, kutunjuk rumah makan padang di depan kami. Dia langsung bilang untuk tidak makan disitu. Kenapa, tanyaku.

"Makanannya gak enak, rendangnya asin, nasinya keras, kuah gulainya gak karuan. Nasi padang yang paling gak enak yang pernah kumakan… Tapi itu tempat kenanganku.”

"Tempat kenangan? Wah dengan siapa nih?" tanyaku penasaran.

Dia bercerita bahwa suatu hari dia dan seseorang terjebak macet berjam-jam, hari sudah larut malam, hujan deras, mereka berdua kelaparan dan lelah serta tidak menemukan tempat makan yang sesuai sepanjang jalan. Akhirnya mereka makan di tempat yang kutunjuk tadi.

"Walau makanannya tidak enak karena lapar, habis juga seporsi nasi. Cuma karena makannya sama dia, jadinya berkesan sekali. Tapi kalau disuruh makan disitu lagi, aku gak mau. Hahaha rugi lah uangnya, makan nasi padang gak enak gitu”

Aku ikut tertawa dan kami pun mencari tempat makan lain siang itu

Momen indahku bersama yang tersayang adalah saat dia melamarku. Saat itu senja, kami berdua baru pulang dari suatu tempat. Aku yang menyetir mobil, karena dia belum bisa menyetir saat itu. Aku mengambil jalan tembus melalui sebuah perumahan. Ketika dia tiba-tiba meraih tangan kiriku yang sedang memegang tongkat persneling serta mengatakan...

"Aku ingin menghabiskan sisa umur dengan kamu…”

Reflek aku mengerem mobil dan berhenti di tengah jalan serta memandang dia, terpana.
Saat itu, aku baru dilantik jadi dokter hewan. Sebentar lagi aku pindah ke Jakarta. Kami hanya teman dekat, sebelumnya tidak ada pernyataan cinta atau hal-hal yang secara jelas mengarah ke tingkat hubungan yang lebih lanjut. Apalagi dia masih terikat hubungan dengan orang lain. Tidak heran kata-katanya membuat aku kaget dan terpana

Dia melanjutkan, masih sambil memegang tanganku.

"Kamu mau…?”

Aku terdiam dan melanjutkan lagi menyetir mobil. Pertanyaan itu tidak kujawab hingga berbulan-bulan kemudian.

Saat dia bertanya kembali, sekali lagi dalam suasana yang tidak terduga. Aku sudah di Jakarta dan dia bekerja di Yogya. Kami sedang terlibat percakapan seru di telepon ketika dia bertanya.

"Kita pacaran aja yuk…”

Aku langsung terdiam. Beberapa saat kemudian kujawab, "Gak mau, aku gak mau pacaran sama dirimu …!”
Suaranya terdengar kecewa saat dia mendengar kalimatku itu. Kenapa, tanyanya

"Karena aku gak mau pacaran dan dikecewakan lagi. Kalau mau, lamar aku dan kita menikah !” tantangku.

Dan dia mengambil tindakan cepat, 4 bulan kemudian dia melamarku ke orang tua. Di hari lamaran resmi itu, aku demam tinggi karena shock dan tidak percaya dia menjawab tantanganku. Kurang dari 40 hari sejak lamaran, kami menikah.

Kukira dalam hayalanku bila suatu saat dilamar, suasana akan seperti di film atau buku romantis yang sering kubaca. Candle light dinner, mawar, senja yang indah di tepi pantai, alunan lagu cinta di latar belakang. Kenyataannya... Di dalam mobil, aku yang menyetir, wajah beminyak setelah seharian beraktivitas, no flower or love song. Hanya sebuah pertanyaan indah dan dia.

Sehingga bila kusimpulkan. Bukan lokasi yang penting, tetapi bersama siapa dan kejadian saat itu yang membuat sebuah peristiwa jadi berkesan.

Seize the moment and make it perfect.

Kukatakan lebih lanjut ke teman yang mengunggah foto pantai tadi.

“Ajak saja suamimu melihat sunset di jembatan flyover dekat rumahmu itu, berdua saja. Pasti berkesan…Tapi hati-hati jangan sampai tertangkap Satpol PP ya … Hahaha…”

#memoar
#menulissetiaphari
#sekolahperempuan

Dedicated to SA thanks for the idea and her husband HA
Also for the newlywed K&D
For someone with the eyes…. Thanks








Sabtu, 14 Februari 2015

KELUARGA BAHAGIA

Tema minggu ini adalah definisi keluarga bahagia. Kata keluarga dalam judul tulisan ini sengaja saya beri tanda kutip. Karena menurut saya keluarga itu tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. Tapi juga bisa berarti keluarga yang kita temukan di luar rumah.

Berapa jam sehari yang kita habiskan di kantor? Minimal 8 jam sehari, dari hari senin hingga jumat. Itu adalah waktu yang cukup lama. Hampir sepertiga hari kita habiskan bersama teman di kantor.

Pekerjaan dimana-mana sebenarnya sama, akan ada rintangan, tantangan dan hambatan. Tetapi bila pekerjaan itu dilakukan dengan hati riang dan lapang, niscaya seberat apapun pekerjaan itu akan mudah dan cepat terselesaikan.

Kunci dari semua itu menurutku adalah suasana kekeluargaan. Menjadikan teman yang lebih senior sebagai orangtua, teman yang lebih tua sebagai kakak, teman yang lebih muda sebagai adik, tambahkan bumbu canda, toleransi,  pemahaman dan senyum ceria niscaya keluarga baru akan tercipta.

Dan itu yang saya temukan di kantor saya saat ini.

Kantor saya, Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP), berbeda dengan kantor unit pelaksana teknis Karantina Pertanian lainnya. Tugas kami spesifik. Sebagai tempat pelatihan pegawai karantina yang baru masuk maupun sebagai tempat untuk meng "up grade" ilmu pegawai karantina yang lebih senior. Selain itu kami juga bertugas untuk melakukan uji terap terhadap perlakuan karantina sesuai standar internasional sebelum diterapkan di lapangan.

Perbedaan tugas dengan pegawai karantina di tempat lain inilah yang pada awalnya membuat benturan-benturan kecil di antara kami. Karena sebagian besar di antara kami merupakan petugas yang biasa bertugas di lapangan. Kekagokan karena harus menjadi panitia pelatihan, jadi pengajar, jadi peneliti seiring waktu memudar.

Toleransi, pemahaman, berusaha untuk belajar saya rasa menjadi kata kunci bagi kami untuk mewujudkan keluarga bahagia di tempat kerja. Saat-saat sarapan dan makan siang adalah saat yang ditunggu untuk membicarakan banyak masalah. Masalah yang tadinya saat rapat resmi sukar dicari solusinya, saat makan siang solusi didapat dengan mudah. Mungkin kombinasi antara perut kenyang dan suasana santai membuat otak menjadi lebih rileks dan pemahaman lebih dapat diterima.

Buat saya pribadi, saat makan bersama adalah saat yang saya nantikan. Kantor kami sangat luas, ada tiga tempat kerja yang berbeda. Gedung administrasi untuk tempat bekerja rekan struktural dan fungsional umum. Lantai 3 gedung pendidikan untuk tempat bekerja rekan fungsional karantina tumbuhan dan gedung 'animal cage' tempat bekerja rekan fungsional karantina hewan. Sehingga saat makan sianglah saat yang tepat untuk bertemu semua orang.

Dalam perjalanan waktu 5 tahun ini, sudah ada 3 kepala balai yang memimpin BUTTMKP. Kepala pertama selalu makan bersama kami, pegawainya. Kepala Kedua dan ketiga sebenarnya tidak terbiasa makan bergabung dengan pegawai lain di UPT terdahulu sehingga mereka pada awalnya seperti "terpaksa" makan bersama kami. Seiring waktu kebersamaan saat makan ini ternyata mereka nantikan juga.

Selain makan bersama, momen indah bersama keluarga BUTTMKP adalah saat perjalanan menuju ke masjid kemudian bersama-sama menunaikan shalat Dzuhur. Saat ramadhan, kultum singkat sesudah shalat dzuhur adalah kesempatan kami untuk men "charge" ilmu agama. Alhamdulillah kami selalu saling diingatkan atau mengingatkan bila ada di antara kami yang sedikit menyimpang dari jalur.

Inilah menurut saya definisi keluarga bahagia di tempat kerja. Karena di antara merekalah saya merasa nyaman, merasa disayang, selalu diingatkan dan selalu diberi semangat untuk memberikan yang terbaik. Saat ini setelah lima tahun bersama, saya mendapat tugas baru. Tugas belajar. Saatnya saya mencari keluarga baru di tempat kuliah. Satu hal yang pasti, keluarga BUTTMKP tidak akan pernah hilang dari hati. Karena seselesainya saya dari tugas belajar, saya tidak tahu apakah akan masih di BUTTMKP atau ditugaskan di tempat lain.

Tidak ada yang hilang dari hati, tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan. Quote dari Tere Liye ini seperti meneriakkan isi hati saya.

Just be there my BUTTMKP's families. Three years just a blink of the eye.

Dedicated to my family ACH, URH, KMT, SA, BS, PA, AS, MS, JH, PL, KUA, IS, SRT, LN, WA, RU, IKD, NDH, SB ... and the rest of you

Sabtu, 07 Februari 2015

CACAR AIR

Beberapa hari ke belakang dan seminggu ke depan,  aku memerankan diri jadi perawat. Anak keduaku tertular cacar air. Dulu saat kakaknya terkena cacar air, dia hanya ikutan demam tapi cacarnya tidak tertular. Selain dia, lima orang teman sekelasnya juga tertular cacar air.

Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella simplex yang bersifat sangat menular. Penularan terjadi melalui udara dan juga melalui kontak langsung. Penularan melalui udara disini maksudnya adalah, penderita dapat menularkan penyakit ke orang sekitarnya tanpa melalui sentuhan langsung tapi melalui udara.

Masa inkubasi dari mulai tertular hingga gejala penyakit pertama timbul adalah 1-2 minggu. Gejala pertama dari penyakit ini adalah rasa tidak enak badan, diikuti oleh demam ringan dan rasa pegal kemudian muncul semacam ruam merah di penggung atau dada penderita. Ruam merah ini kemudian membentuk semacam benjolan berisi air. Inilah yang disebut cacar air.

Sebenarnya sudah ada vaksin untuk mencegah cacar air, sayangnya kedua anakku tidak divaksin cacar air dulu.

Seperti penyakit yang disebabkan oleh virus, cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Yang diperlukan adalah kondisi tubuh yang bagus untuk mencegah infeksi tambahan oleh bakteri. Obat yang diberikan bukan untuk membunuh virusnya secara langsung tapi hanya membantu mempercepat proses penyembuhan serta mencegah infeksi lanjutan.

Yang berbahaya adalah demamnya. Sehingga asupan minum harus diperhatikan. Bila anak mendapat antibiotika, perhatikan aturan pemberiannya. Jangan berikan susu bersamaan atau berdekatan dengan antibiotik.

Perhatikan kebersihan kulit. Karena saat cacar air mulai mengering, infeksi ikutan oleh bakteri dapat terjadi.

Kedua anakku dari kecil tetap kumandikan walau mereka sedang sakit. Karena menurutku, mandi itu penting. Badan akan terasa segar dan itu adalah salah satu cara mempercepat kesembuhan. Selain itu, mandi dengan tambahan cairan antiseptic juga bermanfaat mengeringkan bekas cacar dan mencegah infeksi bakteri.

Sehabis mandi, kutaburi dia dengan bedak herocyn, untuk mengurangi rasa gatal yang ditimbulkan.

Syukurlah soal minum obat bagi kedua anakku juga tidak ada persoalan karena mereka tahu bahwa obat sepahit apapun itu wajib diminum bila mereka sakit.

Seseorang biasanya hanya sekali menderita cacar air seumur hidupnya. Tapi ada juga virus yang bersifat dorman di dalam tubuh seseorang dan akan muncul kembali dalam bentuk herpes kulit saat kondisi tubuhnya menurun.

Itu sekilas mengenai cacar air. Undur diri dulu untuk memanjakan yang lagi sakit.


BANGJO

Seorang teman baru saja pulang dari sebuah seminar di Solo. Ketika kutanya “Gimana pak kota Solo? Tersesat gak di sana? Ketemu bangjo gak?” ….

Dia malah balik bertanya, “Memang bangjo apa sih?’…. Kujawab, ”Bangjo tuh abang ijo alias lampu merah. Abang bahasa jawa dari merah dan ijo ya hijau!”….

Dia langsung tertawa ….”Pantas kita tersesat terus…… kan tanya arah ke orang dijawabnya gini….nanti setelah bangjo bapak ngetan .. terus bangjo lagi ngulon….karena di mobil gak ada yang bisa bahasa jawa ya cuma ngangguk-ngangguk sok ngerti …. Kita kira bangjo itu nama toko atau pasar… pantesan dicari toko bangjo gak nemu…. Hahahaha….”

Aku juga ikutan tertawa terbahak-bahak karena ingat belasan tahun yang lalu waktu pertama mau kuliah ke Yogya juga gak tau arti bangjo itu apa.

Alkisah waktu itu aku diantar dengan mobil oleh mama dan supir karena kebetulan papa sedang ada kesibukan yang tidak bisa ditinggal. Sampai Yogya kurang lebih jam 4.30 dini hari. Kami bertiga tidak ada yang ingat jalan menuju UGM, sehingga bertanyalah kami ke abang becak. Jawabnya sama ada kata bangjo, ngetan, ngulon…. Halah…. Pokoknya kita malah mutar-mutar gak karuan di situ…..

Berminggu-minggu kemudian aku baru tahu arti bangjo itu ya lampu merah. Dan ternyata dari lokasi kami bertanya itu ke arah UGM sudah dekat hanya tinggal kurang dari 2 km lagi, tapi karena tidak tahu, kami malah mengambil jalan memutar yang lebih jauh.

Kebiasaan orang Yogya dan mungkin juga daerah Jawa pada umumnya bila ditanya arah bukannya bilang ke arah kiri atau kanan, depan atau belakang tetapi ngetan (wetan), ngulon (kulon), ngalor (lor) dan ngidul (kidul). Arah mata anginlah yang menjadi patokan. Duh beneran bingung kalo menanyakan arah dan tersesat sudah pasti itu.

Sampai akhirnya seorang teman membantu dengan mengatakan, “Gampang May, kamu tinggal cari dimana gunung Merapi. Nah gunung Merapi itu arah ngalor alias utara dan lurus di depannya berarti ngidul alias selatan. Kalo kamu sudah tau arah utara gampang tho mencari arah wetan alias timur dan kulon alias barat?”.

Dia juga bilang, “kenapa sih orang Jakarta itu malah lebih familiar dengan kiri atau kanan kalau menunjukkan arah, kenapa gak nyari penanda alam seperti kita orang Yogya ini?” ….

Hmmmm dia tahu gak ya kalo di Jakarta itu gak ada gunung…. Adanya juga gunung sahari …. Hehehe. Memangnya Gunung Gede keliatan dari Jakarta? Terus kalo matahari yang jadi patokan, gimana di malam hari kan bingung juga cari timur dan barat…..

Akhirnya tips “mencari gunung merapi” itu kuterapkan selama tinggal di Yogya. Tidak lupa sambil bernyanyi “Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut” Untuk menandai arah yang kucari. Tapi ketika tips itu kuterangkan ke teman yang baru pulang dari Solo tadi dia malah balik bertanya “Memang gunung merapi keliatan dari Solo?”…. nah lo … gimana jawabnya ya …??? Hahaha….

Note : terima kasih buat wiwin dan abdul yang bertahun-tahun lalu mengajari tips di atas

Kamis, 05 Februari 2015

CINTA-CINTAAN

Sebuah catatan lama, yang coba di release ulang...

Bulan Febuari kata orang Barat itu Valentine... bukan maksud untuk ikutan ber-palentin ria...cuma sekedar ingin mengenang suatu masa di jaman dulu saat aku masih di bawah 20an...Saat pertama menaksir atau ditaksir seseorang, ingat gak masa-masa itu?

Kapan pertama kali naksir atau ditaksir seseorang? Kalo ada pertanyaan seperti itu, akan aku jawab dengan muka malu-malu...umur 12 tahun! yaps...jaman masih seragam putih merah. Sebelumnya biar lebih anonymus, dalam note ini tidak akan disebut nama asli para tokoh yang terlibat. Siapa tau si tokoh atau pasangannya tidak rela pernah terlibat dalam masa lalu seorang Julia Rosmaya (halah lebay).

Part one....
Waktu SD, hanya ada 6 ruang kelas di sekolahku, jadi teman sekelas dari kelas 1 sampai kelas 6 yah itu-itu saja. Alhasil saat hormon-hormon mulai berkembang....kok tiba-tiba ada seorang cowok, hmmm enaknya kita sebut cowok bibir seksi (CBS) terlihat begitu gantengnya di mataku, hanya gara-gara teman sebangku yang usil bilang bahwa aku pantesnya "jalan" ama si CBS. Kenapa kok kusebut bibir seksi? entahlah rasanya dimataku dulu itu, dia ini bibirnya seksi huahahaha...kebayang gak sih anak kelas 6 SD mikirin cowok dengan katagori bibir seksi???

Dasar anak kecil, yah beraninya cuma saling melirik gak jelas gitu. Tapi entah bagaimana caranya tiba-tiba seluruh kelas tau kalo aku naksir CBS. Habislah kiita berdua. Cuma berdiri dekatan saat upacara, bakalan diledek sampai telinga memerah seminggu penuh!! Wah pokoknya yang tadinya mau PDKT gagal total lah. Setahun terakhir di SD malah membuat kita saling menjauh, gak bisa ngobrol lagi, gak pernah mau kalo disuruh satu kelompok (karena tau bakal kena ledek), dan akhirnya tanpa terasa kelulusan tiba. Aku masuk SMP unggulan n dia masuk ke SMP lain. Padahal tadinya sempat berharap bisa satu sekolah lagi.

Tapi aku tidak hilang akal, caranya ketemu CBS adalah dengan mengadakan reuni SD. Jadi entah sudah berapa kali teman SD reuni dengan aku sebagai pemrakarsanya. Tapi ya itu tadi setiap ketemu malah gak bisa ngapa-ngapain, cuma bisa memandang sambil deg-deg plas.... kalo dia melirik balik rasanya mau pingsan. Pernah waktu SMA kita satu bis saat berangkat sekolah, aku di depan n dia di belakang. Saling tau keberadaan masing-masing tapi sama-sama gak berani negur duluan. Tapi...finally waktu aku turun di SMA-ku, dia negur..."Maya...bye.." dengan senyum manisnya itu...alamak langsung lemas sekujur tubuh...hihihihi...tapi yah memang gak jodoh.

Setelah aku kawin, kita sempat berhubungan lagi...cukup dekat malah, dalam arti bisa ngobrol ngalor ngidul. Dia sempat bilang.."kamu sih May terlalu cemerlang, SMP kamu masuk unggulan, SMA kamu masuk SMA unggulan lagi...terus kuliah di UGM. Bagaimana aku gak minder terus ama kamu?"...dengan hati mulai deg deg kan aku balik nanya..."loh memang apa hubungannya?'... dia jawab, "...karena kamu jadi semakin susah dijangkau..."....oh...ternyata dia juga punya "rasa" ama aku to? tapi sayang taunya udah telat...huhuhu....Saat ini CBS sudah tiada, beberapa hari setelah obrolan kita yang terakhir dia "pergi" sesudah shalat subuh di bulan puasa... Kenapa ya orang baik selalu dipanggil lebih dulu? Semoga arwahnya diterima di sisiNYA...amin...

Part two....
Saat kelas 2 SMP, suatu hari di awal semester, aku yang sedang duduk manis membaca buku merasa ada seseorang yang melempar kapur ke aku. Aku kira perang kapur antar anak cowok sudah mulai ...tapi kulihat kiri kanan para cowok yang biasa main perang-perangan tidak ada di tempat. Kukira seseorang iseng salah lempar ke aku. Tapi beberapa saat kemudian tidak hanya kapur, tapi kertas beterbangan ke arahku. Oke pikirku ini sudah keterlaluan, siapa sih yang iseng pikirku.

Baru beberapa hari kemudian aku tahu siapa yang iseng melempar kapur itu, kita sebut dia cowok lempar kapur (CLK). Aku pun akhirnya balas melempar kapur ke CLK. Tapi kali ini CLK tidak hanya sekedar melempar, sesaat setelah melempar kapur dia memastikan bahwa aku melihat ke arahnya dan dia tersenyum.... terkadang melambai....ihhhh bikin sebel!!

Lalu dia makin berani, saat istirahat, dia sengaja duduk di bangkuku, walau tidak banyak yang dibicarakan karena aku juga bingung mau ngobrol apa. Maksudku baru kali inilah ada cowok naksir dengan maksud yang begitu jelas terlihat. Antara aku n CBS saat itu kan tidak pernah jelas, sedangkan CLK menyatakan maksudnya dengan begitu tersurat tidak hanya tersirat.

Sebagai cewek umur 14 tahun, rada bingung juga menghadapi model CLK ini. Semakin dicuekin dia semakin menjadi. Malah pernah sengaja dia pinjam buku catatan dan sekembalinya buku itu ....baunya...wangi.... Pernah juga dia sengaja ngantar pulang ke rumah, walau di jalan juga gak ngobrol apa-apa. Mungkin dia sendiri juga deg-deg kan n bingung kali mau ngomong apa hehehe...Inget gak film ACI jaman dulu? nah kayak gitu tuh suasananya...bingung gak jelas.

Lalu aku jatuh sakit, tipus yang cukup parah sampai dirawat di rumah sakit 2 minggu. Sebulan lebih aku tidak masuk sekolah dan saat aku masuk...... CLK sudah jadian dengan cewek lain!!!! Halah padahal saat itu aku sudah mulai suka ke dia...ternyata PDKT nya CLK cuma gombal!!!!

part three...
Saat opspek di SMA, kami diperintahkan untuk memakai topi jerami sebagai bagian dari perlengkapan opspek. Saat itu, kami duduk di koridor kelas mendengarkan pengarahan kakak pembina.... waktu sedang bosen-bosennya aku melihat ke kelas di depanku, ada seorang cowok memakai topi jerami dengan model topi koboy. Tau kan yang kumaksud? Topinya itu dilekuk di kanan kirinya seperti topi "Stetson" di film-film amrik? Wah boleh juga neh cowok pikirku, lumayan buat pemandangan.

Langsung ku mencari lebih lanjut siapa si cowok topi koboy (CTK) itu. Waktu kelas I, sering pura-pura lewat di depan kelasnya dengan harapan ada CTK. Lebih sering gak adanya sih daripada ada, sepertinya dia cukup "gaul" juga saat itu sehingga jarang ada di kelas kalau istirahat. Kelas 2 dia masuk Fisika n aku masuk Biologi. Yah... punahlah harapan bisa sekelas, ditambah lagi saat itu kelas Bio n Sos masuk siang n kelas Fis masuk pagi. Ketemu dia dalam sebulan sekali itu sepertinya anugrah....tapi kalau ketemu yah seperti itu .... aku gak berani ngapa-ngapain. Hanya berani memandang dari jauh sambil ngiler hahahaha....

Saat kelas III, kita semua masuk pagi. CTK termasuk cowok yang aktif di OSIS, jadi suatu hari saat sekolah mengadakan razia, dia ikut masuk kelas membantu guru merazia tas para murid. Begitu tau CTK masuk kelasku, wah rasanya gak karuan ....sampailah dia di mejaku, lalu dia berkata..."halo May... tasmu mana?".... May...dia manggil aku May???? berarti dia tau namaku dong??? Karena kalo orang tidak begitu kenal biasanya memanggil aku Julia, tapi bila dia tau kalo aku biasa dipanggil Maya....ah .... jangan-jangan dia tau kalo aku naksir....

Saat ini, begitu tau dia punya FB, aku add CTK. Kubilang bahwa dulu kita satu SMA, tanpa menyebutkan nama panggilanku siapa. Tapi dia membalas, "... tentu saja gw inget ama elo. Elo Maya anak Bio kan?"..... wadohhhhh jangan-jangan dia bener-bener merasa kutaksir ya??? Mungkin aku kalo ngeliatin terlalu vulgar kali ya hahaha...Tapi tentu saja hingga saat ini aku gak berani ngaku kalo dulu pernah naksir, malunya itu lho....

Hmmm.... itu sekelumit kehidupan masa lalu ku.... jaman cinta-cintaan...bisa disebut cinta monyet mungkin?? Setelah umur 20-an, jaman kuliah, sudah memasuki masa cinta beneran, dalam arti pacaran dll dsb, kalo periode ini sepertinya gak bakal di publish...bisa diamuk sama yang bersangkutan hahaha...

LELAH DI MATAMU

Kulihat dia datang, kayuhan kakinya semakin melambat seiring dengan laju roda becaknya. Hari ini dia menggunakan kaus yang dulu pernah  kuberikan. Kaus yang tampak lusuh termakan sinar matahari.

Dia melihatku, senyum menguar dari wajahnya. Setelah becak terparkir rapi, dia masuk ke warung tempatku berdiri.

"Piye pak hari ini?" tanyaku sambil menyerahkan segelas minuman.

"Lumayan...", hanya sepatah itu yang dikatakannya. Tanpa suara kuhidangkan nasi dengan lauk yang sama dari hari ke hari. Orek tempe, tumis sayuran dan telur. Kali ini sayur yang kutumis adalah labu siam, sedang telur yang kuberikan adalah telur dadar dengan irisan cabai dan bawang.

Orang mengenal dia dengan nama pak Lasto. Lima tahun terakhir ini pak Lasto selalu mampir untuk makan di warung kecil yang kumiliki. Menu pilihannya selalu sama, tempe, tumis sayuran dan telur.

Rutinitasnya untuk mampir makan siang dan sekedar beristirahat di warungku selalu kunantikan. Obrolan kami selalu "nyambung". Kami bisa mengobrol mulai dari harga cabai di pasar hingga gosip politik terbaru.

Sedikit demi sedikit aku tahu bahwa istrinya tinggal di pinggir kota kami, anaknya lima orang, dan dia selalu berusaha untuk pulang ke rumah setiap malam selarut apapun. Aku pernah bertanya, kenapa dia tidak seperti tukang becak yang lain, pulang ke rumah 2-3 hari sekali. Jawabnya, "Aku harus pulang jeng, ini adalah bagian dari tanggung jawabku sebagai suami, sebagai ayah".

Jawaban itu membuatku terhenyak. Membuat kekagumanku padanya bertambah.

Dua minggu terakhir, dia jarang terlihat di wilayah kami. Beberapa siang terlewat tanpa kehadirannya. Aku mulai merasa kehilangan. Bagaimana pun juga dia telah menjadi teman baikku.

Hari ini, kedatangannya telah kunantikan. Aku sedikit berdebar, entah mengapa kurasakan ada yang tidak beres dengan dia.

Warung agak sepi hari ini. Aku sedang membereskan piring kotor saat dia berkata, "Jeng, ini kali terakhir Aku mampir makan disini ya".

Aku terhenyak, "Kenapa? Pak Lasto mau kemana?", kuperhatikan raut wajahnya. Baru kusadari matanya terlihat lelah. Mata yang biasanya berkilat dengan sinar ceria saat kami mengobrol. Pak Lasto jarang tersenyum, kali ini dia terlihat berusaha keras menampilkan senyum terbaiknya.

"Istriku tidak suka bila aku makan di warung ini"... Lanjutnya.

"Kenapa?"...  tanyaku....  Sambil berusaha membenahi ekspresi kecewa di wajahku.

"Ada yang bercerita ke istriku bahwa aku macam-macam dengan kamu di warung ini jeng... "...  Tambahnya lagi sambil mengambil topi, menyerahkan uang dan beranjak pergi.

Aku terpengarah, tak sempat aku berkata lebih lanjut dia sudah pergi, kembali mengayuh becaknya. Aku tak bisa berbuat apa-apa, karena seorang istri yang cemburu tidak bisa diabaikan begitu saja. Pembelaan apapun tidak akan didengarnya. Ternyata pertemanan kami disalahartikan oleh orang lain.

Maafkan aku pak, aku tak bisa menghapus lelah di matamu...

#fiksi #menulissetiaphari #sekolahperempuan

Selasa, 03 Februari 2015

Dirimu

Kulihat dirimu disana di tengah ambang sadarku. Hanya berdiri disana, tidak tersenyum, bergeming kukuh. Kau... Kau yang kurindu. Tangis yang kulepas dalam diam bercampur dengan peluh demamku.

Kutahu bahwa semua kata-kataku terbukti, bahwa ini akan terjadi. Terima kasih telah hadir. Menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

#fiksi #menulissetiaphari

Minggu, 01 Februari 2015

From Cilacap With Pain

Ardi tidak tahu dia ada dimana, apakah sekolah yang dituju masih jauh atau sudah dekat. Percakapan yang berdenging di sekitarnya membuat dia bertambah lelah. Logat Jakarta orang-orang itu membuatnya marah. Hah, kenapa om Anton begitu tega, gerutunya dalam hati. Lima belas menit yang lalu dia diturunkan di perempatan jalan dengan hanya sedikit petunjuk untuk berjalan terus dan mencari sendiri sekolah yang dia tuju. Om Anton yang dipercaya mama papa untuk mengantarnya daftar ulang terlambat menjemput kekasih tercinta, sehingga Ardi diturunkan di perempatan itu.

Ini tidak akan terjadi bila papa tidak dipindahkan ke Jakarta, gerutunya lagi. Teringat 5 bulan yang lalu dia masih Di Cilacap mempersiapkan diri untuk ujian akhir SMP ketika seluruh keluarga harus pindah ke Jakarta. Untunglah dia masih bisa menempuh ujian akhir di SMP swasta dekat rumah baru mereka. Bila tidak, entah bagaimana nasib masa depannya. Saat ini dia berhasil diterima di SMA 12 Kebun Singkong yang katanya SMA terfavorit di sekitar situ. Dan tantangan yang harus dijalaninya hari ini adalah menemukan lokasi sekolah itu.

Setelah 15 menit lagi berjalan dan bertanya ke dua orang sampailah dia di SMA 12. Huh, gerutunya lagi. SMA favorite tapi gedung bangunannya kenapa jelek dan berada di lingkungan kumuh pula. SMA swasta terjelek di Cilacap saja memiliki gedung yang lebih bagus,  kenapa aku harus menuruti kata guru-guru di SMP kemarin untuk memilih sekolah ini, katanya dalam hati. Masih menyesali nasibnya yang terpuruk dan jatuh di tangga pula.

Ardi berusaha mencari ruangan untuk mendaftar ulang, sekolah sudah sepi. Hanya ada satu dua anak seperti dirinya yang membawa berkas daftar ulang. Kenapa tidak ada petunjuk dimana harus mendaftar ulang, katanya lagi dalam hati. Yang dia inginkan saat ini adalah segelas besar minuman dingin dan senyuman manis. Di kejauhan dilihatnya ada seorang anak sebaya dirinya sedang membetulkan tali sepatu.

Didekatinya anak itu... "Hai mas, dimana lokasi daftar ulang?",..... Tidak dipedulikannya tatapan tidak suka yang tampak di mata anak itu.

Mata mereka saling memandang, Ardi yang tidak sabar hendak meninggalkan anak itu dan mencari orang lain untuk bertanya. Untunglah anak itu tersenyum dan membawanya ke ruangan tempat daftar ulang dilakukan.

Anak itu tetap berada di ruangan hingga Ardi selesai melakukan daftar ulang. Ardi baru menyadarinya ketika dia hendak melangkah keluar.

"Hai anak songong dengan logat aneh, bagaimana kalo elo gw traktir minum di warung sana itu?"...

Dan persahabatan terjalin...

#truestory #menulissetiaphari #silveryear1291

Pengikut